Daerah  

Hari Lingkungan Hidup 2023, WALHI NTT Gelar Diskusi Publik Pemulihan Ekologi

Diskusi Publik "Menagih Janji Pemulihan Ekologi Menuju Pemilu 2024". (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN – Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup sedunia, WALHI Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar diskusi publik dengan tema “Menagih Janji Pemulihan Ekologi Menuju Pemilu 2024”, Senin 5 Juni 2023.

Diskusi yang berlangsung di Kantor WALHI NTT Jl. Budi Utomo III Kota Kupang ini dilaksanakan secara daring dan luring, serta menghadirkan narasumber Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT Ondy Ch. Siagian dan Ketua Komisi II DPRD NTT Kasmirus Kolo.

Selain itu, hadir juga narasumber lainnya yakni Aktivis dan Petani Perempuan Yustina Kosat, Deputi WALHI NTT Yuvensius S. Nonga, Akademisi dan Pengamat Pembangunan Didimus Dedi Dhosa, Akademisi dan Pengamat Politik Yonathan Lopo dan Grace Gracellia sebagai moderator.

Direktur Eksekutif Walhi NTT Umbu Wulang Tanaaman Paranggi mengatakan, WALHI melihat bahwa, selama ini di NTT proses eksploitasi dan eksplorasi sumber daya alam terus terjadi.

Menurutnya, proses eksplorasi dan eksploitasi bahkan dilakukan sejak jaman kolonial hingga sekarang. Praktik-praktik ini menyasar sumber daya alam seperti Cendana, Gaharu, Mangan, Emas dan sebagainya.

“Begitu banyak ajang-ajang eksploitasi dan eksplorasi lingkungan, sampai kita lupa bahwa praktik-praktik untuk pemulihan ekologisnya, praktis tidak dilakukan. Sehingga hari ini NTT mulai kehilangan Cendana sebagai identitasnya,” ujar Direktur Eksekutif WALHI NTT Umbu Wulang.

BACA JUGA:  Ganti Manajemen, Dimonim Air Kembali Layani Penerbangan Perintis di NTT

Selain Cendana, Umbu Wulang juga menyebut, saat ini kura-kura leher ular tidak lagi ditemukan di Rote Ndao. Padahal hewan tersebut adalah identitas keanekaragaman hayati Pulau Rote. Ini merupakan salah satu dampak dari tidak dilakukannya pemulihan ekologis.

Ia berharap, lewat ajang diskusi yang dilaksanakan tersebut, akan melahirkan gagasan dan ide tentang bagaimana nasib ekologi di NTT.

“Bicara ekologi NTT bukan hanya soal keanekaragaman hayati, dan sumber daya alam, tetapi juga soal masyarakat adat, pengetahuan adat, juga soal kehidupan masyarakat di pedalaman,” jelasnya.

Umbu Wulang menambahkan, menjelang Pemilu 2024, WALHI NTT juga akan menyelenggarakan lomba menulis untuk para Caleg, guna mengetahui sejauh mana keberpihakan mereka terhadap pelestarian lingkungan.

“Kami siap untuk berkolaborasi bersama semua pihak untuk mendorong kerja-kerja yang lebih kolaboratif guna memastikan alam di NTT dikelola secara berkeadilan dan lestari,” tegasnya.

“Kita tidak ingin NTT terus mengalami kebangkrutan sumber daya alam, dan menempatkan makluk hidup sebagai teman hidup, bukan sebagai musuh,” pungkas Umbu Wulang. (*)