Kupang, KN – Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Nusa Tenggara Timur menyalurkan 17.400 ton beras untuk sejumlah keluarga penerima manfaat (KPM) di NTT.
Bantuan beras ini merupakan program dari Badan Ketahanan Pangan Nasional (Bapanas), dalam rangka pengendalian harga beras di NTT yang masih relatif tinggi.
Manager Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Kanwil NTT Faizal Jafar mengatakan, bantuan beras disalurkan dalam 3 tahap.
Setiap bulan, masyarakat NTT akan menerima beras bantuan sejumlah 5.800 ton, dengan kuota 10 Kg untuk setiap KK.
“Penyalurannya sudah mulai di bulan April 2023. Per bulan 5.800 ton selama tiga bulan, dan pendistribusian oleh PT. Pos,” kata Faizal kepada wartawan, Selasa 30 Mei 2023.
Ia menyampaikan, dengan penyaluran bantuan beras tersebut, masyarakat diharapkan tidak mengalami kesulitan beras, sehingga bisa menekan harga di pasar.
“Kalau beras tersedia di masyarakat, maka harga di pasar pasti turun. Kalau tidak turun-turun, maka kita butuh cukup banyak beras untuk diberikan kepada masyarakat,” ujarnya.
Faizal menerangkan, data yang digunakan untuk penyaluran beras tersebut bersumber dari Kementerian Sosial, sehingga diharapkan bantuan beras harus tepat sasaran.
“Kabupaten yang menerima paling banyak kuota bantuan beras, salah satunya Kabupaten TTS dan Sumba Barat Daya (SBD),” ucapnya.
Manager Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Kanwil NTT ini mengakui, harga beras di pasar masih tinggi, karena pemerintah menaikan HET (Harga Eceran Tertinggi) di kualitas medium dan premium.
“Yang kemarin di NTT di harga Rp9.950, naik menjadi Rp11.500 untuk kualitas medium. Itu yang menyebabkan harga beras naik,” terangnya.
Ia menambahkan, stok beras di NTT saat ini masih aman. Meski demikian, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak dari luar khususnya Jawa Timur dan NTB, untuk memenuhi kuota di NTT. (*)