Misa Lefa Tandai Musim Berburu Paus di Lamalera

Perburun Paus di Lamalera / Foto: Ardiles Rante

Lewoleba, KN – Tanggal 1 Mei setiap tahun dirayakan oleh sebagian besar masyarakat dunia sebagai perayaan Hari Buruh Internasional.

Namun tahukah anda, 1 Mei memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Lamalera? Iya, tanggal itu merupakan awal musim mereka memulai musim perburuan Paus, hewan mamalia terbesar yang hidup di laut.

Perburun Paus di Lamalera / Foto: Ardiles Rante

Perburuan Paus di Lamalera sudah menjadi tradisi yang diwariskan turun temurun, dan dimulai pada bulan Mei hingga Oktober setiap tahun.

Pada tanggal 1 Mei, masyarakat Lamalera memulai musim berburu Paus, ditandai dengan perayaan ekaristi atau Misa Lefa di Kapela Santu Petrus yang berada tepat di pantai Lamalera.

Rangkaian seremonial adat perburuan Paus sebenarnya sudah dimulai sejak tanggal 29 April. Seremonial dua hari sebelum pembukaan musim berburu Paus itu dinamakan Tobu Nama Fate.

Dalam acara itu, semua nelayan berkumpul di pantai Lamalera untuk melaksanakan semacam evaluasi bersama terhadap proses berburu Paus yang dilaksanakan pada musim lalu.

Tobu Nama Fate juga merupakan seremonial adat untuk saling berdamai dan memaafkan satu dengan yang lain sebelum musim berburu Paus dimulai.

Acara ini dilaksanakan di pinggir pantai Lamalera dan melibatkan Lika Telo (tiga tungku) yaitu Suku Bataona, Blikololong dan Lewotukan.

Pasca seremonial adat Tobu Nama Fate, masyarakat Lamalera kemudian melaksanakan perayaan ekaristi di pinggir pantai, untuk mendoakan arwah nelayan yang meninggal di laut.

BACA JUGA:  KM Sabuk Nusantara 43 Layani Masyarakat Pesisir Selatan Lembata

Perayaan ekaristi ini dilaksanakan sehari sebelum pembukaan musim berburu Paus, yaitu pada tanggal 30 April setiap tahun.

Suasana Misa Arwah di pinggir pantai Lamalera / Foto: Istimewa

Saat itu semua masyarakat berbondong-bondong turun ke pantai untuk mengikuti misa dan mendoakan serta menyalakan lilin di pinggir pantai Lamalera.

Kemudian pada puncak pembukaan musim berburu Paus yaitu tanggal 1 Mei, masyarakat Lamalera menggelar perayaan ekaristi atau misa lefa.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan pemberkatan laut dan peledang (perahu yang digunakan untuk berburu paus, red) oleh Romo atau Pastor yang memimpin Misa Lefa.

Upacara pemberkatan laut / Foto: JDZ

Pasca pemberkatan laut dan peledang, masyarakat Lamalera mengikuti sebuah ritual yang dinamakan Tena Fule menggunakan peledang Praso Sapang.

Praso Sapang akan dilepaskan ke laut untuk membawa pesan kepada makluk laut, bahwa masyarakat Lamalera membutuhkan hewan besar untuk dibarter dengan jagung dan padi.

Selama sejumlah ritual itu berlangsung, haram hukumnya bagi masyarakat Lamalera untuk melaut, apalagi menangkap ikan. Karena itu, laut telah disterilkan sejak upacara Tobu Neme Fate hingga Misa Lefa.

Sehari setelah Misa Lefa, masyarakat Lamalera mulai berburu Paus. Perburuan dilaksanakan setiap hari sampai bulan Oktober, kecuali hari Minggu.*