Ruteng, KN – Akhir-akhir ini publik Manggarai dihebohkan dengan informasi beberapa mahasiswi yang tengah menempuh pendidikan di kampus Universitas Khatolik Ruteng (Unika) Manggarai, Kabupaten Manggarai, NTT yang tega menipu orang tua untuk menghadiri acara wisuda Tahun Akademik 2023.
Mahasiswi tersebut diketahui berinisial LJ yang berasal dari Kabupaten Manggarai Timur itu tega menipu orang tuanya yang datang dari kampung, untuk menghadiri wisuda pada 11 November 2023.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Koranntt.com LJ tidak pernah terdaftar di kampus Unika Ruteng sebagai mahasiswa.
“Selama itu dia tidak pergi kuliah, dalam perjalanan dia selalu ambil momen untuk berfoto-foto dengan teman-teman mahasiswa prodi lain, sehingga orang tidak tahu bahwa dia tidak kuliah,” ungkap sumber media ini.
Sumber ini menyebut, pada hari prosesi wisuda, mahasiswi tersebut gonta ganti pakaian, hanya untuk meyakinkan orang tuanya bahwa dia juga diwisuda.
“Jadi di foto awal dengan kebaya berwarna merah, setelah itu dia tukar dengan teman. Dia punya bapa curiga karena waktu baca nama untuk maju ke depan tidak muncul di layar LCD di ruangan kegiatan Wisuda berlangsung,” katanya.
Akhirnya lanjut dia, ayah dari mahasiswi yang bersangkutan tanya ke panitia, mengapa anaknya tidak dipanggil.
“Lalu panitia cek kembali dia punya nama tetapi tidak ada, memang muncul tetapi di situ hanya terdata sebagai calon mahasiswa di Unika Ruteng,” sebutnya.
Mirisnya, usai acara wisuda selesai, sang mahasiswi bersama orang tuanya lanjut menggelar acara syukuran dengan berpesta di Langgo, Kota Ruteng.
“Akhirnya ada informasi semua teman-teman panitia termasuk dosen cari tahu tentang dia, akhirnya langsung pergi ke tempat pesta. Sampai di sana ditanya baik-baik baru dia jujur. Mamanya sekarang di rumah sakit,” ujarnya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Katolik (Unika) Santu Paulus Ruteng Marsel Ruben Payong membenarkan peristiwa yang menghebohkan publik itu.
Ia mengatakan, terdapat 2 kasus yang terjadi dalam periode wisuda baru-baru ini. Menurutnya, kasus pertama terjadi pada mahasiswi yang dari Manggarai Barat, yang sempat kuliah 2 semester yaitu semester ganjil dan genap tahun akademik 2019/2020.
“Sedangkan mahasiswi dari Manggarai Timur sama sekali tidak pernah kuliah karena belum masuk jadi mahasiswa. Dia terdeteksi di pangkalan data PMB. Kami sempat mendaftar pada 2019 tapi tidak lengkapi berkas yang dibutuhkan, sehingga dianggap mengundurkan diri,” jelasnya.
“Kalau yang dari Matim, orang tua datang karna diberitahu sama anaknya bahwa dia mau wisuda. Jadi ada 2 kasus, yang satu orang tua diajak sama anak untuk ikut wisuda dari Matim, dan kedua, orang tua yang hanya datang tanya anaknya karena tidak diwisuda,” sambung Payong.
Ia menjelaskan, mahasiswi dari Manggarai Barat yang berinisial OG tersebut merupakan Prodi Matematika.
“Dia masuk tahun 2019 dan hanya aktif di semester ganjil dan genap 2019/2020. Setelah itu tidak aktif dan menghilang,” ujarnya.
Sedangkan lanjut Marsel, mahasiswi yang berasal dari Manggarai Timur tersebut berinisial LJ.
“Yang dari Matim, pada saat wisuda berlangsung dia bersembunyi di salah satu sudut di luar Aula Asumta. Dia tidak masuk karena penjagaan dan pemeriksaaan ketat. Setelah acara wisuda baru dia muncul ajak bapa mamanya foto-foto. Lalu ditanya mana pakaian wisuda? Katanya dipinjam teman,” pungkas Marsel. (*)