Kasus Guru Pukul Siswa Berakhir Damai, PGRI NTT Tunjukan Bukti Solidaritas

Penyerahan bantuan bantuk solidaritas dari PGRI NTT kepada guru Khrestofel Natu oleh Ketua PGRI NTT Dr. Semuel Haning SH., MH., CMe.CPArb. (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN – PGRI NTT di bawah kepemimpinan Dr. Semuel Haning SH., MH., CMe.CPArb memberikan perhatian penuh terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh guru.

Salah satu yang dilakukan oleh PGRI NTT adalah ikut membantu guru SMK Negeri 2 Kupang Khrestofel Natu, yang terancam dipidana penjara 3 tahun atas kasus penganiayaan anak di bawah umur.

Kasus guru pukul siswa ini terjadi pada tanggal 15 Mei 2023. Saat itu, dua orang siswa pada SMK Negeri 2 Kupang berkelahi dan dileraikan oleh guru Khrestofel Natu.

Saat memediasi kedua siswa yang terlibat perkelahian, guru Khrestofel Natu yang sedang naik pitam melancarkan tamparan sebanyak 3 kali ke salah satu siswa.

Masalah ini kemudian dibawa ke pihak Kepolisian, dan akhirnya Polsek Kelapa Lima menetapkan guru Khrestofel Natu sebagai tersangka penganiayaan anak di bawah umur dan terancam dipenjara 3,5 tahun.

Menghadapi persoalan ini, pengurus PGRI Kota Kupang dan PGRI Provinsi NTT membangun koordinasi guna mencari jalan keluar yang terbaik. Pasca mediasi pertama gagal, kini mediasi kedua berhasil dan kasus tersebut berakhir damai antara keluarga siswa dan guru Khrestofel Natu.

Ketua PGRI NTT Dr. Semuel Haning SH., MH., CMe.CPArb mengatakan, PGRI NTT memberikan perhatian penuh terhadap persoalan yang dihadapi oleh guru, terutama masalah kemanusiaan.

Bukti solidaritas itu ditunjukan lewat pemberian bantuan berupa uang tunai Rp10 Juta, untuk digunakan dalam proses mediasi dan perdamaian.

“Tugas saya sebagai Ketua PGRI NTT adalah membantu guru. Kalau dia melakukan dan lain-lain, saya tidak perlu. Kalah dia masuk penjara tidak apa-apa, tapi di belakang ada 4 orang anak dan seorang istri. Dia tidak melakukan tindakan pernganiayaan berencana dan cabul,” ujar Semuel Haning kepada wartawan, Jumat 15 September 2023.

BACA JUGA:  Polda NTT Kirim Lagi Berkas Tersangka RB ke Jaksa

Semuel Haning juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Polsek Kelapa Lima Kota Kupang yang sudah menangani kasus tersebut dengan profesional.

Menurut dia, kasus ini menjadi cambuk bagi guru di NTT, agar ke depan, guru jangan lagi memukul siswa karena alasan-alasan sepele.

“Saya minta jangan ada egoistis dari guru-guru. Tapi menjadi catatan, introspeksi diri sendiri, bahwa yang saya lakukan memang salah. Ke depan tidak boleh lagi,” ungkapnya.

Semuel Haning mengajak semua guru di NTT, agar selalu memberikan yang terbaik dalam mengabdi di dunia pendidikan dengan spirit pengampunan. “Tugas seorang guru adalah membalas dendam dengan cara mengampuni,” pungkasnya.

Khrestofel Natu Teteskan Air Mata

Sementara guru Khrestofel Natu meneteskan air mata, saat menerima bantuan kemanusiaan sebagai bukti solidaritas dari Ketua PGRI NTT Dr. Semuel Haning SH., MH., CMe.CPArb.

Ia mengaku sangat terharu dengan bukti solidaritas dan perhatian terhadap gurj yang ditunjukan oleh pengurus PGRI NTT maupun PGRI Kota Kupang.

“Saya merasa kemarin itu saya tidak kuat. Tetapi ketika PGRI menyatakan membantu, saya merasa ada kekuatan buru,” ujar Khrestofel Natu.

Ia menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh PGRI NTT, karena jika tanpa bantuan tersebut, dirinya sudah dipenjara dan pastinya diberhentikan dari ASN.

“Saya berterima kasih atas antusiasnya di dalam mengambil langkah, dalam proses yang saya alami,” ungkapnya.

Ketua PGRI Kota Kupang Aplonia Dethan menyampaikan, PGRI merupakan satu-satunya wadah yang dimiliki oleh guru.

“Jadi kalau guru ada kasus, jangan brjalan sendiri. Ada organisasi yang siap mewadahi,” ujar Aplonia Dethan. (*)