Ragam  

Deburan Ombak, Keiza, dan Dawai Sasando

Dewi malam pun tak sedikit memberikan sepercik cahaya. Hanya tangisan awan yang tak pernah henti di langit Kota Kupang.

Keiza memainkan alat musik Sasando. (Foto: Eman Krova)

Kupang, KN – Deburan ombak memecah karang seolah ingin menghantar sang surya membenamkan tubuhnya di ufuk barat. Tak ada senja di sore itu. Hanya mendung tebal, deru angin, dan kapal tua yang karam di Pantai Lasiana Kupang.

Dewi malam pun tak sedikit memberikan sepercik cahaya. Hanya tangisan awan yang tak pernah henti di langit Kota Kupang.

Dibalik deru angin dan deburan ombak, terdengar dentingan dawai Sasando yang dimainkan gadis berparas cantik, berbalut busana adat Rote Ndao di La Cove Kupang, Pantai Lasiana, Senin 13 Februari 2023.

Ia tampak sedang menghibur wisatawan mancanegara asal negara Prancis, yang tengah menikmati makan malam di La Cove Kupang.

Wisatawan mancanegara ini tiba di Kota Kupang, NTT pagi tadi, dan akan melanjutkan perjalanan ke Pulau Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat besok.

Keiza, demikian ia disapa. Gadis mungil itu memainkan Sasando mengiringi lagu Bolelebo. Petikan Sasando Keiza mampu menyihir puluhan pengunjung La Cove Kupang malam itu. Kehebatan gadis itu memang tak terbantahkan.

BACA JUGA:  Indosat Cetak Laba Bersih Sebesar Rp1,9 Triliun, Kinerja East Java dan Bali Nusra Memuaskan

Puluhan pasang mata pun tertuju padanya. Kezia bak bintang ditengah redupnya langit Kota Kupang. Para pengunjung terbius dengan alunan musik dari petikan dawai Sasando yang dimainkan.

Dentingan Sasando Keiza seakan memecah heningnya Pantai Lasiana malam itu. Jarinya lincah dan piawai memainkan irama lagu, dengan alunan musik silih berganti.

“Nice,” puji seorang wisatawan Prancis yang tengah menikmati hidangan menu seafood khas NTT di cafe milik Coop Tanaoba Lais Manekat (TLM) Indonesia itu.

Pengunjung La Cove Kupang pun tak ingin ketinggalan. Mereka sontak bangun dan menghampiri Keiza untuk mengabadikan momen bersamanya.

Sungguh kesan luar biasa yang ditampilkan Keiza. Ia sekaligus mempromosikan alat musik tradisional khas Rote Ndao, NTT itu ke wisatawan mancanegara. (*)