Kupang, KN – Sejak pekan kemarin, juri Festival Desa Binaan Bank NTT dan Festival PAD, mulai melakukan kunjungannya ke 115 desa yang mengikuti kompetisi paling bergengsi ini. Dan di pekan pertama penjurian, tiga orang juri dijadwalkan untuk turun ke desa-desa di tiga kabupaten, masing-masing Prof. Daniel Kameo di Kabupaten Manggarai Timur, Pius Rengka di wilayah Kabupaten Kupang dan Stenly Boymau di Kabupaten Nagekeo. Tiga kabupaten ini yang pertama dan akan dilanjutkan pekan berikutnya di daerah lain baik oleh ketiga juri diatas maupun oleh juri yang lain.
Selasa (19/7), Stenly Boymau yang adalah juri pertama tiba di Mbay, dan keesokan harinya melakukan penjurian ke Desa Ululoga Kecamatan Mauponggo. Desa ini dinobatkan sebagai desa wisata oleh Kementerian Parekraf RI, pada tahun 2021 lalu.
Legitimasi ini tak lain karena Ululoga kaya akan potensi wisata, mereka memiliki kampung adat Pajoreja. Di kampung ini, warga menyiapkan rumah tinggal mereka untuk homestay, dengan layanan pembayaran non tunai, menggunakan QRIS.
Ada aneka makanan khas yang disajikan, serta desa ini memiliki banyak potensi pertanian. Sebut saja berhektar-hektar pala, kopi, vanili serta aneka tanaman pertanian lainnya. Mereka pun memiliki sumur tua sebagai tempat wudhu, manakala sumur ini tidak pernah kering airnya walau kemarau sekalipun. Di desa ini pun, anak-anak muda dilatih menjadi pemandu wisata yang setia mengantar para wisatawan untuk tracking ke Gunung Ebulobo yang kawahnya aktif.
Kepala desa setempat, Pither Leko didampingi Sekdes, Krispianus Moo, menjelaskan mereka memiliki tiga potensi yang sudah dikembangkan yakni sirup Pala, kerupuk talas dan pot rotan. Kehadiran Bank NTT cukup berdampak manakala masyarakat didampingi sejak produksi, desain kemasan hingga pemasaran.
Sementara di Desa Anakoli Kecamatan Wolowae, mereka justru unggul di sektor pertanian holtikultura dan pariwisata yakni pesona pantai Kotajogo yang memikat hati. Berhektar-hektar lahan tidur kini dipenuhi aneka tanaman seperti cabe, terung, serta sayuran. Pemasarannya dibantu oleh Bumdes setempat.
Kepala desa setempat, Joseph Laka Rani kepada juri dengan bangganya menjelaskan geliat Bumdes setempat yang terus berkreasi menghadirkan jenis usaha baru dengan kontribusi yang lumayan untuk PAD. Mereka pun memberlakukan karcis masuk ke lokasi wisata pantai, dan juga merencanakan akan membangun pertanian berbasis pariwisata.
Sementara Prof Daniel Kameo, Kamis (21/7) melakukan kunjungan ke Desa Compang Ndejing Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai Timur.
Di sana mereka diterima aparat desa setempat, sembari melihat dari dekat parade produk unggulan rebok, makanan khas Manggarai Timur serta olahan pangan lokal jagung, ubi, pisang dengan nama produknya Neka Los. Mereka pun memiliki agrowisata buah melon yang memakai pupuk produksi Kelompok Tani Gempur Gejur dan Neka Los.
Mereka pun mengunjungi Desa Golo Loni yang terkenal karena memiliki tempat wisata utama river tubing. Ini adalah satu-satunya di NTT, mereka memiliki lokasi wisata arung jeram. Tak hanya itu, tim ini pun berkunjung ke Desa Satar Punda.
Juri ketiga, Pius Rengka kebagian jadwal di Kabupaten Kupang. Pius pun mendatangi Desa Noelbaki yang terkenal memiliki banyak UMKM, serta memiliki pantai eksotik yang baru dipersiapkan menjadi destinasi wisata. Pangai ini diberi nama Pantai Panmuti.
Selanjutnya, mereka pun berkunjung ke Desa Tunbaun yang juga memiliki produk-produk UMKM dengan salah satu produk unggulan, virgin coconut oil (CVO), kain tenun, dan olahan keripik.
Penjurian akan dilanjutkan pekan ini, dan seluruh juri dipastikan akan turun ke lokasi desa binaan yang masuk nominasi tahun ini. Peninjauan ke lokasi akan berlangsung hingga 12 Agustus mendatang, setelah itu setiap juri akan memasukkan nama-nama desa yang dikunjunginya disertai skor berdasarkan hasil amatan di lapangan.
Untuk diketahui, dewan juri dipimpin oleh Prof Dr. Intiyas Utami, SE., M.Sc., Ph.D (unsur Akademisi, Guru Besar UKSW Salatiga dan Staff Khusus Gubernur NTT bidang Ekonomi dan Akuntabilitas Publik), Prof. Dr. Daniel Kameo,Ph.D (unsur Akademisi, Guru Besar UKSW Salatiga dan Staff Khusus Gubernur NTT bidang Pembangunan dan Ekonomi), Pius Rengka (Staf Khusus Gubernur), Handrianus Paulus Asa (Regulator/Bank Indonesia), I Ketut Oka Widisa (Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan NTT), James Adam (Unsur Akademisi, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia NTT), Ni Dewa Agung Ayu Sri Liana Dewi (Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kupang), Alexon Lumba, SH., M.Hum (Kadis Pendapatan dan Aset Daerah NTT), Johny Lie Rohi Lodo SH (Dinas Parekraf NTT), Tamran Ismail, S.Si., MP (Kepala Kantor Balai POM NTT), Bobby Lianto, MM., M.Ba (Ketua KADIN NTT) dan Stanley Boymau (Media Consulting Bank NTT). (Humas Bank NTT)