Wagub Nae Soi Minta Istilah Warga Eks Tim-Tim Dihilangkan

Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi / Biro AP NTT

Kupang, KN – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi meminta masyarakat untuk menghilangkan istilah eks Tim-Tim.

Dia menyatakan, warga dan bekas pejuang Timor-Tomur merupakan warga negara Indonesia yang tinggal di NTT.

“Mulai saat ini, saya tidak mau dengar lagi bahwa ini bekas pejuang Timor-Timur. Tetapi anda adalah warga negara Republik Indonesia, titik. Saya minta kepada masyarakat NTT, tidak boleh ada dikotomi lagi dengan saudara-saudara kita ini,” ucap Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi dalam acara Penyerahan Piagam dan Pin Bela Negara Bagi Masyarakat NTT di Kompleks  Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) El Tari, Kamis 4 Maret 2021.

Dalam sambutannya, Wakil Gubernur NTT,  Josef Nai Soi (JNS) juga meminta masyarakat penerima Piagam dan Pin Bela Negara untuk memperkuat Sistem Senjata Sosial (Sissos) terutama dalam membangun NTT menuju sejahtera.

“Bela Negara tidak selamanya identik dengan angkat senjata untuk berperang yang kita kenal dengan Sistem Senjata Teknologi (Sistek). Tetapi bagi kita yang sipil, kita harus gunakan Sissos. Dengan bekerja keras dan membangun Nusa Tenggara Timur untuk bangkit menuju sejahtera sesuai profesi kita masing-masing, itulah salah satu bentuk bela negara, ” kata Wagub Josef Nae Soi dalam siaran pers yang diterima media ini.

Menurut Wagub Nae Soi, konsep Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) masih relevan dengan keadaan negara sekarang,  terlebih dengan Sissos.  Karena sekarang tidak lagi perang fisik,  tapi perang untuk melawan penyakit-penyakit sosial.

“Kita harus perkuat Sissos dengan menjaga Nusa Tenggara Timur, Nusa Terindah Toleransi dan Nusa Tanpa Terorisme. Karena matahari terbit dari Timur,  Kita bangun Indonesia dari NTT.  Membangun kerukunan civilius, bukan kerukunan semu,” ucapnya.

BACA JUGA:  Lembaga Survei Unggulkan dr. Jimmy Sunur di Pilkada Lembata

“Tidak hanya toleransi dogmatis artinya keyakinan saya tidak boleh diganggu gugat, tapi juga membangun toleransi civilius ketika berhadapan dengan dan berinteraksi dengan orang lain yang tidak sesuku dan seagama,” sambung pria asal Ngada tersebut.

Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan  Dirjen Potensi Pertahanan (Pothan)  Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Mayjen (TNI) Dadang Hendrayudha mengatakan, kegiatan pemberian penghargaan  dan Pin Bela Negara merupakan salah satu wujud penghargaan negara kepada kepada warga negara Indonesia yang berjasa dalam bentuk bela negara.

Menegakan dan mempertahankan keutuhan NKRI serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.  Kegiatan tersebut diharapkan dapat tumbuhkembangkan semangat bela negara bagi semua komponen bangsa.

“Saya mengucapkan selamat kepada masyarakat NTT khususnya para penerima penghargaan yang pernah berjuang di Timor-Timur. Kesetiaan saudara-saudara kepada NKRI diwujudkan dengan tetap memilih jadi WNI setelah jajak pendapat tahun 1999. Karenanya (saudara-saudara) berhak untuk terima penghargaan atas jasa dan pengorbanan ini. Piagam dan Pin ini merupakan bentuk komitmen pemerintah serta mengukuhkan saudara-saudara sebagai kader bela negara,” kata Prabowo dalam sambutan tertulisnya.

Berdasarkan Keputusan Menhan Nomor Kep/1189/M/XII, terdapat 11.485 warga masyarakat NTT  yang menerima piagam penghargaan, yang sebagian besar adalah eks pejuang Timor-Timur . Pemberian penghargaan ini akan diberikan secara bertahap selama 4 kali sampai dengan bulan Agustus 2021.  Untuk tahap pertama diberikan kepada 328 orang.

Tampak hadir pada kesempatan tersebut unsur Forkopimda Provinsi NTT, para pimpinan perangkat daerah lingkup Pemerintah Provinsi NTT,  tokoh masyarakat NTT insan pers dan undangan lainnya.*