Pertamina-YBLL Kampanyekan Green Mobility dan Green Energy di ASEAN SUMMIT 2023

30 sepeda bambu diterbangkan ke Labuan Bajo.

Pertamina-YBLL Kampanyekan Green Mobility dan Green Energy di ASEAN SUMMIT 2023. (Foto: Dok. YBLL)

Labuan Bajo, KN – Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) dengan dukungan dari Pertamina turut menyemarakkan gelaran ASEAN SUMMIT 2023 di Labuan Bajo, NTT dengan menampilkan produk inovatif berbasis bambu seperti alat transportasi yang ramah lingkungan, seperti sepeda bambu maupun sumber energi terbarukan berbasis bahan bakar bambu.

Produk inovatif dan beberapa rangkaian acara dikemas dalam gelaran bertajuk Rumpun Bambu at ASEAN SUMMIT 2023, terdiri dari Pameran Rumpun, Gowes Fajar & Senja, serta peletakan batu pertama pembangunan Kampus Bambu Komodo.

“Rumpun Bambu at ASEAN SUMMIT 2023 bertujuan mengkampanyekan Green Economy, Green Mobility, dan Green Energy. Ini juga bagian dari kampanye jangka panjang kita, ASEAN BAMBOO BIKE DIPLOMACY (2023-2028), untuk mengajak 1 juta pemuda-pemudi ASEAN untuk beralih menggunakan alat transportasi yang ramah lingkungan, seperti sepeda bambu,” papar Ketua YBLL, Monica Tanuhandaru di Labuan Bajo, Minggu 7 Mei 2023. 

YBLL menerbangkan sekitar 30 sepeda bambu dari Jakarta dan Bali untuk digunakan selama berlangsungnya kegiatan tersebut, termasuk 10 sepeda Spedagi Roda Cilik 02 yang secara khusus didesain kreator sepeda bambu Spedagi, Singgih S Kartono untuk perhelatan ASEAN SUMMIT 2023. Sepeda bambu Spedagi Rodacilik 02 dibuat di workshop Spedagi di Temanggung, Jawa Tengah, sedangkan bahan bakunya diambil dari bambu berkualitas tinggi yang dipanen di 7 kabupaten di Flores. Rencananya 10 sepeda tipe minivelo itu akan diserahkan sebagai kenang-kenangan untuk para kepala negara yang hadir. 20 sepeda sisanya terdiri dari berbagai tipe, seperti Spedagi GoRo, Spedagi Dalanrata dan Spedagi Gowesmulyo digunakan untuk acara gowes dan display pameran. 

Bambu, tambah Monica, tidak hanya bisa diolah menjadi berbagai produk yang menarik, seperti sepeda bambu, tetapi juga memiliki potensi luar biasa untuk diolah menjadi sumber energi terbarukan, seperti black pellet. Pellet ini dapat digunakan untuk menggantikan batu bara (sumber energi fossil) di pembangkit-pembangkit listrik di dunia. Black pellet memiliki kepadatan energi yang tinggi dan emisi karbon yang rendah.

“Ada estimasi bahwa Flores memiliki potensi 5 juta rumpun bambu, ini potensi yang besar sekali untuk pengembangan energi terbarukan. Kami berterimakasih kepada Pertamina yang telah mendukung upaya kami mengembangkan wana tani bambu berbasis desa di NTT,” ujar Monica.

Pameran Rumpun berlangsung dari 7 hingga 13 Mei di Goa Batu Cermin, dan menampilkan berbagai produk inovatif berbasis bambu serta foto-foto Mama Bambu, 388 perempuan dampingan YBLL di 21 desa di Flores yang telah berhasil menyemai dan merawat 2,5 juta bibit bambu. Ditampilkan juga maket-maket bangunan bambu tradisional serta karya-karya para arsitek muda yang memenangkan Sayembara Nasional Desain Kabin Bambu Ekowisata.

Selain itu YBLL juga berpameran di kegiatan BUMN Labuan Bajo Waterfront Festival di Waterfront Marina.

BACA JUGA:  Korupsi Dana Desa, Mantan Kades dan Bendahara Desa Racang Welak Ditetapkan Jadi Tersangka

Peletakan batu pertama Kampus Bambu Komodo dilakukan 8 Mei sore di daerah Batu Cermin. Kampus ini akan berdiri di atas tanah 2,5 hektar milik Pemkab Manggarai Barat. Di kampus itu akan dibangun Rumah Produksi Bersama untuk mengolah bambu menjadi berbagai produk bernilai tinggi (bambu laminasi, sepeda bambu, pellet), asrama, pusat belajar (learning center) serta dua kabin bambu berdasarkan desain pemenang sayembara nasional.

Rangkaian acara yang paling riang tentunya adalah Gowes Fajar & Senja yang diadakan selama 7 dan 8 Mei dengan rute Mercusuar (Waterfront) – Menara Pandang PP. Gowes Fajar dimulai pukul 06:00 WITA sedangkan Gowes Senja dimulai pukul 17:00 WITA. Acara ini melibatkan para pencinta lingkungan dan komunitas bersepeda lokal.

Dukungan Pertamina terhadap pengembangan ekosistem bambu di Indonesia agar memiliki nilai ekonomi yang lebih melalui YBLL dilakukan di empat wilayah target, yaitu di Flores (Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur) dan Jawa Tengah (Blora) termasuk pemetaan potensi bambu, peningkatan kapasitas komunitas dan kelompok perempuan dalam agroforestri bambu, pembangunan instalasi pengawetan bambu di 3 desa, produksi sepeda bambu Spedagi untuk ASEAN SUMMIT 2023 dan program bersepeda di sekolah, serta Gerakan Bersepeda ke Sekolah bersama Ibu Negara.

VP Corporate Communications Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan dukungan Pertamina terhadap program bambu melalui YBLL ini merupakan salah satu komitmen Pertamina dalam menekan emisi karbon, dimana bambu yang ditanam nantinya akan bisa menyerap emisi karbon yang dapat berkontribusi dalam pencapaian Net Zero Emmision (NZE). 

“Sebagai tanaman daratan yang memiliki kontribusi menekan emisi karbon, melalui produk kerajinan bambu juga akan memberikan nilai tambah ekonomi kepada pengerajin bambu, hal ini sejalan dengan pencapaian SDGs pada poin 8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, poin 13 terkait penanganan perubahan iklim dan poin 15 terkait ekosistem daratan, serta juga wujud komitmen implementasi ESG di Pertamina,” ujar Fadjar.

Bambu adalah tanaman “ajaib” yang mampu memulihkan lahan kritis, menyimpan air, mencegah longsor, bahkan menyerap karbon. Bambu juga memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat sehingga dapat dipanen secara lestari dan terus menerus. Karena hal inilah YBLL menawarkan agroforestri bambu berbasis desa untuk mengatasi dua masalah utama di kawasan pedesaan kita: (1) Menurunnya kualitas lingkungan, (2) kemiskinan.

“Indonesia punya sejarah panjang dengan bambu dan masyarakat kita juga sudah terbiasa menggunakan bambu dalam berbagai aspek hidupnya. Karena itu sangat tepat kalau kita memilih bambu sebagai media utama dalam melakukan transisi ke Green Economy, Green Energy dan Green Mobility,” tegas Monica. (*/KN)