Kupang, KN – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena menekankan pentingnya sikap tegas, dalam menghadapi tindakan bullying, atau perundungan maupun kekerasan fisik dan verbal.
Hal ini disampaikan Gubernur NTT Melki Laka Lena, menanggapi sejumlah pertanyaan dari anak-anak perwakilan Program Nona Hebat. Audiensi ini berlangsung di ruang rapat Gubernur NTT, Senin (13/10/2025).
“Bullying tidak boleh dinormalisasi, baik dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Jika ada tindakan yang menyakiti, tegur dengan tegas, dan berani untuk melaporkan kepada orang tua atau guru. Jangan pernah takut untuk bersuara,” ujarnya.
Eks anggota DPR RI ini juga menyoroti pentingnya pendidikan karakter dan kesadaran akan batas diri, terutama dalam interaksi antar lawan jenis.
Ia menegaskan bahwa, anak perlu diajarkan untuk memahami bagian tubuh yang tidak boleh disentuh serta berani menolak ketika merasa tidak nyaman.
Menanggapi aspirasi terkait penggunaan smartphone dan media sosial, Gubernur Melki mengakui bahwa, teknologi memiliki sisi positif dan negatif.
“Penggunaan smartphone memang bermanfaat, tapi juga bisa membuat anak kehilangan kendali dan menjadi pribadi yang tertutup. Kita ingin dorong pembatasan penggunaan smartphone pada jam tertentu, termasuk di sekolah. Jika efektif, hal ini akan kami atur melalui Peraturan Gubernur ataupun regulasi lainnya,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah akan mendorong anak-anak untuk lebih banyak terlibat dalam kegiatan positif, seperti membaca, olahraga, dan kegiatan sosial yang memperkuat karakter serta kemampuan berpikir kritis.
Dalam kesempatan itu, Gubernur juga menyoroti pentingnya kehadiran figur orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anak.
“Faktor ekonomi memang memengaruhi, tetapi kesibukan kerja tidak boleh membuat anak kehilangan perhatian dari orang tuanya. Anak-anak perlu merasakan kasih dan kehadiran keluarga,” jelasnya.
Gubernur Melki Laka Lena juga memberikan pesan motivasi kepada seluruh peserta program Nona Hebat, agar terus bermimpi dan memperjuangkan cita-citanya.
“Semua anak punya hak untuk bermimpi. Jadilah pribadi yang jujur, rajin belajar, dan aktif dalam kegiatan positif. Mulailah dari mendengar nasihat orang tua dan guru, membaca, dan diatas semuanya itu berserah kepada Tuhan dan terus berdoa. Karena dari hal-hal tersebut, akan lahir pemimpin-pemimpin masa depan NTT,” katanya.
Ia juga mengapresiasi peran Save The Children yang terus mendorong terbentuknya ruang partisipatif bagi anak-anak di NTT. Gubernur berharap, Program Nona Hebat dapat terus berkembang hingga ke jenjang SMA/SMK/SLB di seluruh wilayah NTT agar semakin banyak anak NTT yang menjadi inspirasi bagi sesamanya.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT, Mindriyati Astiningsih Laka Lena pada kesempatan yang sama turut menyampaikan apresiasi terhadap Save The Children dan mitra kerja terkait, atas program Nona Hebat yang telah mendorong anak-anak untuk berani bersuara. Ia berharap bahwa program serupa perlu diperluas ke wilayah lain mengingat angka kekerasan terhadap anak di NTT yang masih tergolong tinggi.
“Anak-anak harus berani bersuara ketika melihat atau mengalami tindakan yang salah. Kalian adalah agen perubahan untuk menciptakan NTT yang aman bagi semua,” ujarnya. (fra/ab)