Soe, KN – Antonio Sarmento, seorang mitra program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Provinsi NTT, Rabu (12/3) siang, menyerahkan satu dari empat unit kompor yang menggunakan energi baru terbarukan (EBT).
Kompor ini diterima oleh Janse Priskila Punuf selaku Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang bertanggungjawab untuk dapur tersebut.
Kedepan, kompor ini bisa dipergunakan untuk menyukseskan program tersebut di lokasi-lokasi yang terisolir dan ketiadaan listrik serta akses transportasi.
“Kompor ini menggunakan energi baru terbarukan dan sangat cocok untuk tempat-tempat seperti ini. Tidak menggunakan gas dan tidak menggunakan listrik dan sangat membantu dalam proses penyiapan makanan bergizi bagi anak-anak didik kita di wilayah yang sulit,” demikian Florencio Mario Vieira, yang adalah Tenaga Ahli Utama Badan Gizi Nasional (BGN) pada moment penyerahan kompor.
Moment ini berlangsung di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Koa Kecamatan Mollo Barat Kabupaten TTS, untuk meninjau Sebuah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang adalah mitra BGN dan bernaung dibawah Yayasan Wadah Titian Harapan.
Sementara hadir Deputi Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, Wakil Ketua DPRD NTT, Fernando Ozorio Soares, dan sejumlah pejabat lainnya. Hadir juga tim dari UNICEF. Sementara dari Pemkab TTS, hadir Sekda, Edison Sipa. Sementara camat setempat, Apris Oematan dan kepala desa, Lakluin Lake, menyambut rombongan di lokasi.
“Mitra menyerahkan kepada SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia) untuk selanjutnya dimanfaatkan. Ada empat unit yang disiapkan dan tentu kami sangat berterimakasih atas kepedulian tersebut,” ujar Mario lagi.
Sekda TTS, Edison Sipa dalam sambutannya sangat berterimakasih atas kunjungan tim dari BGN yang sudah jauh datang ke lokasi yang masih terisolir tersebut.
Menurutnya, TTS masih memiliki banyak keterbatasan, namun krena ada spirit kerja keras sehingga Pemkab TTS yakin program MBG akan sukses dilaksanakan.
“Yang pasti bahwa kami sangat bersyukur serta berterimakasih karena SPPG di Desa Koa, TTS ini dijadikan sebagai percontohan suksesnya program MBG untuk kategori wilayah terisolir,” tegasnya menambahkan pemerintah setempat berkomitmen kuat untuk menyukseskan program tersebut.
Hal yang sama disampaikan Tigor Pangaribuan. Dia memberi apresiasi atas semangat dan kerja keras dari pengelola SPPG yang tiada lelah mempersiapkan seluruh kebutuhan sehingga prigram MBG segera dilaksanakan disana. Bahkan diakuinya, medan yang berat bukanlah tantangan bagi warga untuk bekerja.
“Saya bangga dengan semangat dan kerja keras dari warga disini. Terutama SPPI yang luar biasa. Mereka penuh antusias dan saya yakin program Pak Prabwo Subianto dan Pak Gibran Rakabuming akan sukses disini. Kita bisa melihat kerja keras dan keuletan warga disini,” tegasnya.
Janse Priskila Punuf, selaku Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) dalam program MBG ini, menegaskan “Kami sangat bersyukur karena ternyata kamilah yang dipilih untuk mendapatkan bangunan mewah ini sebagai SPPG. Di loksi Desa Koa, kami akan melayani 14 sekolah yang mencakup 1200 orang diantaranya anak sekolah, ibu hamil dan Balita.” Ada 17 tenaga masa yang akan membantu menyiapkan makanan.
“Semua bahkan makanan ada, yakni beras, sayuran, telur dan daging. Kecuali susu dan buah. Bagi kami tidak ada kendala serius,”ujarnya. (boy/ab)