Kupang, KN – Anggota DPR RI Fraksi Demokrat, Anita Jacoba Gah, menegaskan Provinsi Nusa Tenggara Timur membutuhkan pemimpin yang memiliki komitmen untuk membangun NTT yang lebih baik selama lima tahun kedepan.
Menurut dia, calon yang tepat untuk memimpin NTT hanya Paslon nomor urut 02, Melki Laka Lena dan Johni Asadoma (Melki-Johni). Mereka adalah pemimpin yang rendah hati dan punya komitmen.
Dia menyebut, Melki Laka Lena adalah mantan anggota DPR RI yang selalu turun kebawah untuk menemui konstituennya, karena dia tahu apa yang dirasakan oleh rakyat.
Sedangkan Johni Asadoma merupakan mantan anggota Polri yang pernah menduduki sejumlah jabatan penting, termasuk menjadi Kapolda NTT.
“Jadi jangan salah pilih. Melki dan Johni ini punya komitmen yang baik untuk NTT. Jangan pilih yang baru mau coba-coba. Karena yang coba-coba itu minyak angin,” tegas Anita Gah dalam orasi politiknya saat kampanye akbar Melki-Johni di Lasitarda Kupang, Sabtu 23 November 2024.
Anita Gah mengatakan, Melki-Johni adalah paket spesial, berbeda dengan calon lain. Mereka memiliki koneksi dan jaringan yang luas hingga tingkat pusat, karena untuk membangun NTT masih membutuhkan campur tangan pemerintah pusat.
“Jadi selama ini ada yang bilang kita tidak butuh bantuan pusat itu adalah orang yang tidak paham poltik. Kalau dia paham poltik, tentu dia tahu bahwa kita ini masih sangat bergantung dari pusat,” tegasnya.
Sehingga, Anita Gah menghimbau seluruh masyarakat untuk memilih pemimpin yang bisa perjuangkan banyak anggaran dari pemerintah pusat untuk kepentingan rakyat Nusa Tenggara Timur.
“Jadi jangan asal coblos. Jangan juga pilih pemimpin yang egois dan hanya pentingkan proyek, proyek dan proyek. Karena kita ini masih banyak sekali persoalan, baik itu infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian, peternakan, dan perikanan. Banyak masalah yang harus dijawab,” terangnya.
Dia menambahakan, jika ingin mengubah wajah NTT, maka Melki Laka Lena dan Johni Asadoma adalah solusi yang tepat. Sebab, selain rendah hati, mereka juga memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah pusat.
“Kalau pemimpin rendah hati, maka dia lebih perhatikan kepentingan rakyat, bukan kepentingan pribadi dan golongan. Kalau pemimpin angkuh dan sombong, maka rakyat akan menderita. Itu yang terjadi selama ini,” ungkapnya.
Jangan Jadi ‘Pelacur’ Politik
Anita Gah meminta seluruh masyarakat untuk jangan mau dijadikan sebagai ‘pelacur’ poltik, demi kepentingan orang tertentu.
“Ingat jangan jadi ‘pelacur’ poltik. Kalau ‘pelacur’ itu dibayar. Tetapi bapa mama ssmuabkan bukan ‘pelacur’, jadi jangan mau untuk dibayar,” tegas Anita Gah.
Politisi Demokrat itu menyebut, jika berbicara soal masa depan Nusa Tenggara Timur, maka masyarakat juga harus berani tolak poltik uang.
“Karena uang itu menghantarkan rakyat pada kesengsaraan dan penderitaan selama lima tahun yang akan datang,” tandasnya. (Tim).