Tak Pantang Menyerah, Frans Aba Masih Optimis Ikut Pilgub NTT 2024

Frans Aba saat menyampaikan keterangan Pers kepada wartawan. (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN – Salah satu putra terbaik Nusa Tenggara Timur (NTT) Fransiskus Xaverius Lara Aba masih optimis, akan ikut serta dalam Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur NTT pada 27 November 2024 mendatang.

Meski belum mendapat lampu hijau dari sejumlah partai politik, namun Frans Aba menolak untuk mengibarkan bendera putih. Artinya, sosok yang dikenal cerdas dan memiliki segudang pengalaman di level nasional dan internasional itu, masih optimis akan diusung oleh sejumlah parpol di Pilgub 2024.

“Saya tidak akan kibarkan bendera putih. Saya tidak akan mengundurkan diri sampai tanggal 29 Agustus 2024,” kata Frans Aba kepada wartawan di Kupang, Selasa (13/8/2024).

Ia menjelaskan, pada saat pembukaan pendaftaran bakal calon kepala daerah pada beberapa bulan lalu, dirinya telah mendaftar di delapan partai, diantaranya PDIP, PAN, PKB, PSI, Hanura, NasDem, dan Perindo dan Gerindra.

Dari delapan partai yang dia daftar, hanya dua partai yang sudah mengeluarkan surat rekomendasi, yakni PAN dan Hanura.

BACA JUGA:  Pembelian MTN Bank NTT Tak Pernah Disupervisi KPK, Kejati NTT: Masih Penyelidikan

Frans Aba masih berharap dukungan Perindo dan partai non seat lain untuk bisa mendukungnya maju dalam kontestasi Pilgub NTT.

Menurut dia, situasi politik saat ini masih sangat dinamis, mengingat belum ada koalisi partai yang permanen. Beberapa partai juga belum menentukan arah dukungan secara resmi.

“Ada kandidat yang katanya sudah didukung partai tertentu. Tapi apakah partai itu sudah keluarkan format keputusan sebagaimana dipersyaratkan KPU saat mendaftar? Jadi semuanya masih berproses,” terangnya.

Sampai dengan batas akhir pendaftaran cakada ke KPU, Frans yakin dinamika akan terus terjadi. Bahkan hal-hal yang di luar prediksi, masih bisa terjadi.

“Turbulensi antara partai di dalam koalisi masih bisa saja terjadi. Di daerah-daerah tertentu seperti Lampung, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan lain-lain ada histori terjadi turbulensi seperti itu di saat-saat  penutupan pendaftaran cakada ke KPU,” tandasnya. (ek/ab)