Daerah  

Peduli Lingkungan, Kagama NTT Bersama UGM dan Bank TLM Bersihkan Sampah di Pantai Warna Oesapa

Kolase foto Kagama NTT Bersama UGM dan Bank TLM Bersihkan Sampah di Pantai Warna Oesapa. (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN – Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) bersama Rektor dan mahasiswa UGM serta karyawan Bank Tanaoba Lais Manekat (TLM) menggelar aksi bersih-bersih di Pantai Warna Oesapa, Kota Kupang, NTT.

Rektor UGM bersama mahasiswa KKN dan Ketua Pengda Kagama NTT menyampaikan keterangan Pers kepada wartawan usai aksi bersih-bersih Pantai Warna Oesapa (Foto: Ama Beding)

Kegiatan ini dilaksanakan Sabtu (20/7/2024) pagi, dan dihadiri oleh Ketua dan pengurus Kagama NTT, Rektor dan mahasiswa UGM serta karyawan Bank TLM.

Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Kagama NTT Robert P. Fanggidae mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan hari ini merupakan bakti sosial kolaborasi antara UGM, Kagama dan didukung oleh Bank TLM.

Ia menyebut, kehadiran Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia di Kota Kupang adalah dalam rangka mengikuti kegiatan seminar nasional yang menghadirkan 1.200 dokter obgyn di Hotel Harper Kupang.

“Ibu rektor menjadi salah satu pembicara. Karena itu, kita memanfaatkan waktu ibu rektor di Kupang untuk melakukan sesuatu yaitu bakti sosial pembersihan pantai warna dan penyaluran 20 tempat sampah kepada 20 orang pedagang. Tempat sampah ini disumbang oleh Kagama, UGM, serta Bank TLM dengan kapasitas 240 kg per bak sampah,” kata Robert P. Fanggidae kepada wartawan, usai kegiatan bersih-bersih Pantai Warna Oesapa.

Dengan kegiatan yang dilaksanakan tersebut, Robert P. Fanggidae ingin memberikan pesan kepada masyarakat untuk harus mengubah perilaku yang harus dimulai dari rumah.

“Untuk mulai memilah sampah sebagai bagian dari perbaikan tata kelola harusnya dimulai dari rumah tangga dan industri. Satu hari sampah 233 ton, dan paling sedikit 40 kendaraan minimal. Kalau mau angkut sekaligus bisa 45 kendaraan,” terangnya

Dengan kondisi ini, maka pemerintah diharapkan bisa mengatur cara pengangkutan sampah berdasarkan jenis sampah organik dan non organik, serta mengatur waktu lama transit di tempat sampah di TPS.

BACA JUGA:  Nestapa Laob di Pundak Gubernur Viktor Laiskodat

“Supaya orang tidak memukul tempat sampah. Tempat sampah semua di Kota Kupang dipukul hancur karena tidak jelas waktu pengambilannya. Sehingga masyarakat buang lebih banyak di jalur 40,” terangnya.

Karena itu, Robert P. Fanggidae yang juga adalah Direktur Utama Bank TLM ini menyatakan, untuk mengurus sampah di Kota Kupang perlu kolaborasi dan sinerigi dari semua pihak.

“Perlu perbaikan dan peran para pihak mulai dari masyarakat, dunia industri, perguruan tinggi, pemerintah sendiri dan juga badan usaha yang ada di Kupang harusnya terlibat bersinergi untuk mengatasi sampah di Kota Kupang. Karena suatu saat sampah pasti jadi masalah. Ciri masalah perkotaan itu kan sampah,” pungkasnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Prof. dr. Ova Emilia menyampaikan, masalah sampah adalah masalah kita semua, karena kita semua memproduksi sampah.

“50 atau 40 tahun lalu, tidak ada dinas sampah, karena sampah menjadi tanggung jawab masing-masing rumah tangga. Setelah ada dinas sampah yang mengumpul dan mengelola sampah, itu malah justru jadi masalah. Sudah ada yang urus, dan kita sendiri menjadi tidak terlibat,” tutur Prof. dr. Ova Emilia.

Karena itu, menurutnya perlu ada aksi-aksi untuk menyadarkan masyarakat bahwa masalah sampah adalah masalah kita semua.

“Universitas sebagai tempat penggodokan perilaku generasi masa depan harus berkontribusi untuk hal itu. Apa yang kita lakukan hari ini sebagai bentuk kontribusi kita. Kecil, tapi kalau kita bersama-sama itu bisa. Masalah yang begitu besar pasti bisa diatasi. Sampah itu bukan saja masalah keindahan tapi juga kesehatan. Kesehatan bukan hanya manusia, tapi juga soal lingkungan dan semua makluk hidup yang ada di planet ini,” tandas Prof. dr. Ova Emilia. (*)