Dia menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun petugas tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Pasir Panjang, angka stunting di kelurahan Nefonaek berjumlah 13 anak.
“Jadi kita sangat bersyukur karena mendapat perhatian serius dari Pemprov NTT. Dan kegiatan kita ini untuk menekan angka stunting di Kota Kupang,” terangnya.
“Susu yang disiapkan bunda Julie Laiskidat ini selama 3 bulan secara gratis. Kita harap kolaborasi ini bisa berdampak ke Kota Kupang dan NTT secara umum,” tandasnya.
kepala UPTD Puskesmas Pasir Panjang, Eka muftiana, mengatakan, angka stunting di kelurahan Nefonaek berjumlah 23 anak, diantaranya 13 stunting dan 10 lainnya dari anak dengan peningkatan berat badan yang bermasalah.
“Artinya mereka ini dalam posyandu tidak mengalami kenaikan berat badan. Jadi kalau kita tidak intervensi lebih awal, maka Mereka tentu akan jatuh ke tahap stunting,” jelasnya.
Kalau secara umum, kata dia, terdapat 207 anak stunting yang berada di lima kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pasir Panjang.
“Diantaranya Kelurahan Nefonaek, Fatubesi, Tode Kiser, Oeba, dan paling banyak itu di Kelurahan Pasir Panjang,” tandasnya.
UMKM Mimo, Citra Bratawidjaja menjelaskan, susu Mimo bertahap mulai disempurnakan di nutrichol laboratorium di Jakarta, karena berkat support dan dukungan dari bunda Julie Sutrisno Laiksodat.
Dia menjelaskan, susu Mimo diproduksi menggunakan susu sapi bubuk, ditambah dengan kelor yang digunakan sebagai booster.
“Nutrisi dalam susu bubuk sapi memang sudah baik, tetapi ditambah kelor. Kelor itu menjadi booster nutrisi bagi susu sapi,” jelasnya.
Ketua LPM Kelurahan Nefonaek, I Made Suardana putra yang hadir saat itu berharap agar program yang sedang dijalankan bisa terus dilanjutkan, untuk membantu tumbuh kembang anak.
“Kami harap program seperti ini tetap berlanjut, agar anak kami mendapat gizi yang baik, tumbuh sehat dan kuat serta bisa berprestasi,” ungkapnya. (*)