Ende, Koranntt.com – Penerangan Jalan Umum Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PJU-PLTS) merupakan sebuah program pemerintah pusat untuk Indonesia terang.
Program ini bertujuan untuk menerangi Desa atau wilayah yang belum tersentuh aliran listrik.
Namun apalah jadinya jika program tersebut yang semestinya menjadi pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat malah menjadi petaka.
Seperti yang dialami oleh Kepala Desa Nida, Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende, Provinsi NTT, Berno Balu Dalle Nober. Ia mengaku dibohongi oleh petugas PJU-PLTS.
Kejadian naas itu bermula saat dirinya didatang oleh petugas pengurus PJU-PLTS, berinsial SL, dan dua orang rekanya. Mereka meminjam sejumlah uang untuk proyek lampu jalan tenaga surya.
“Karena membutuhkan aliran listrik, saya bersama aparat desa, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mengumpulkan uang pribadi sebanyak Rp 12,5 Juta untuk diberikan kepada petugas pengurus PJU-PLTS,” ujar Berno Nober kepada wartawan, Senin 8 Februari 2021.
Uang itu diserahkan pada tanggal 20 Januari 2020 kepada SL untuk mendapatkan 25 unit program PJU-PLTS. Setelah diserakan, oknum petugas PJU-PLTS berjanji untuk menghantar materialnya di akhir bulan, atau awal bulan Februari 2020.
“Namun sangat disayangkan, sampai dengan saat ini uang dan barang pun tak kunjung kami terima,” kisah Berno Nober.
Dua hari yang lalu, Berno menghubungi SL dan kedua rekanya, namun lagi-lagi mereka menjanjikan bahwa kegiatan tersebut akan terealisasi pada akhir bulan ini.
“Karena itu, kami akan memberikan toleransi sampai akhir bulan. Jika di akhir bulan juga tidak terealisasi, kami sangat berharap agar segera kembalikan uang pinjaman tersebut,” ucap Berno Nober.
“Saya sudah didatangi oleh masyarakat yang mengadu tentang persoalan ini. Jika ini tidak segera diselesaikan, maka saya akan menempuh jalur hukum,” tandasnya.
Informasi yang berhasil dihimpun media ini menyebutkan, selain Desa Nida, ada 7 desa lainya yang mengalami peristiwa dimaksud yakni Desa Watunggere, Watunggere Maurole, Nggesa Biri, Maurole Selatan, Detu Mbewa, Detukeli, dan Desa Kebesani.
Sementara itu, SL ketika dihubungi Koranntt.com, mengatakan tidak mau berurusan dengan wartawan.
“Saya tidak berurusan dengan wartawan, saya langsung berurusan dengan Kepala Desanya,” ungkapnya singkat. (TR/AB/KN)