Biasanya Dero berlangsung semalam suntuk. Pada masa lampau Dero berlangsung tiga malam berturut turut menjelang Sagi, pada masa sekarang Dero dilaksanakan satu malam saja. Pada saat menjelang Sagi masyarakat adat juga memanfaatkan moment ini untuk meminang gadis ( Idi Weti ).
Tahap Pelaksanaan
Sagi akan dilaksanakan di tengah kampung ( Kisanata ) dan pada areal ini akan dijadikan dua kelompok atau lokasi yaitu kelompok timur dan kelompok barat sesuai dengan penempatan posisi kampung ( Ulu–Eko ). Pada lokasi ini biasa disebut dengan lokasi melo atau ei ye, dimana para petinju akan keluar setelah mengenakan pakaian khusus dari pemangku tinju (pada masa lampau).
Untuk memberi spirit sebelum bertarung kelompok melo akan menyanyikan syair–syair berupa sindiran terhadap lawan serta tari-tarian yang sedikit mengejek/memanasi lawan. Orang yang melakukan Sagi atau Petinju, sebelum keluar bertinju harus duduk diatas lesung yang telah disiapkan. Pantangan bagi kaum perempuan adalah tidak boleh melewati tempat ini.
Pengumuman atau maklumat tentang siapa yang akan bertarung akan dilakukan, maklumat ini biasa disebut dengan Bheta. Hal ini dimaksudkan agar semua orang dapat mengetahui siapa yang akan bertarung. Dan apabila dua orang yang akan bertarung masih mempunyai hubungan darah maka pertarungan tidak boleh dilaksanakan dan diganti orang lain. Orang–orang yang akan bertinju atau sagi, tidak dibatasi jumlah atau pasangan sampai acara tinju selesai, ronde tinju pun berdasarkan kesepakatan petinju.
Tinju akan dihentikan apabila salah satu dari mereka mengalah atau luka berat. Begitu pula dengan perdamaian bisa terjadi pada saat itu juga atau kedua petinju tidak akan berdamai dan akan bertarung lagi pada kesempatan lain di kampung yang berbeda.
Personil
Petinju ( Ata Sagi ).
Sike / Zo, terdiri dari 2 orang, yaitu orang yang bertugas mendampingi masing–masing dua orang yang bertinju serta memberikan perlindungan bagi petinju. Seseorang yang dipilih atau dipercayakan sebagai sike harus orang yang berpengelaman dan lincah sehingga bisa mengimbang petinju, gerakan kaki seorang sike harus seirama atau paling tidak mengimbangi petinju, begitu pun kecepatan mata, tangan sike bisa dimanfaatkan untuk melindungi dada petinju serta menarik petinju apabila dalam keadaan bahaya. Kalah menang pertarungan juga tergantung pada pendamping atau sike.