Sedih! Akses Jalan Buruk, Ibu Hamil di Manggarai Barat Ditandu Sejauh 3 Km

Pasien Ibu Hamil Oktaviana dimasukan ke dalam mobil Pikap (Foto: Yhono Hande)

Labuan Bajo, KN – Seorang ibu hamil bernama Oktviana Lastriono (18) asal kampung Mbore, Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, NTT terpaksa ditandu sejauh 3 Km karena akses jalan yang tidak bisa dijangkau kendaraan.

Oktaviana dihantar oleh 20 orang warga dan keluarga menuju jalan terdekat, yang bisa dilalui kendaraan seperti roda dua atau sejenisnya pada Senin 8 November 2021 pukul 21:30 Wita.

“20 orang dan kami bergantian dikarenakan jalan mendaki dari kampung Mbore sampai ujung aspal di Kampung Culu,” ungkap Keluarga Pasien Paulinus Radung kepada Korannt.com, Senin 8 November 2021 malam via telepon genggam.

Paulinus yang ikut mengantar menceritakan, perjuangan mereka sangat besar, lantaran dalam perjalanan mereka sering mendengar Oktaviana merintih kesakitan saat sedang ditandu.

“Ada gedung Puskesdes, tapi tidak ada tenaga kesehatan yang bertugas karena persoalan akses masuk tidak mendukung. Kemudian saat kami tandu tadi ia menjerit kesakitan apalagi dia baru mau melahirkan anak pertama,” ungkap Paulinus.

Setelah berjalan sejauh 3 Km, Oktaviana kemudian dijemput menggunakan mobil sewaan, dan kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Komodo yang ada di Labuan Bajo.

BACA JUGA:  YMP Ajak Warga Lindungi Korban Pelecehan Seksual di Manggarai

“Tadi pakai mobil Pikap milik Sasis Mali warga Culu, itu dibayar Rp250.000. Setelah itu langsung dibawa ke rumah sakit,” pungkasnya.

Terkait kondisi yang dialami tersebut, Paulinus berharap agar pemerintah bisa memperhatikan infrastruktur jalan di desa tersebut, supaya akses kendaran bisa dilalui sehingga segala kesulitan yang ada di desa bisa dimudahkan.

“Sebenarnya tujuan kami memang karena akses jalan yang buruk, sehingga Kami berharap kepada pemerintah untuk bantu kami agar infrastruktur jalan bisa dibangun,” harapnya.

Tidak hanya Infrastruktur, Paulinus juga mengakui bahwa di desa tersebut juga bertahun-tahun lamanya belum pernah tersentuh aliran listrik PLN.

“Selain jalan, listrik juga kami belum ada dan itu sudah lama. Kemudian selama ini kami masyarakat dengan tokoh-tokoh adat telah berupaya membuat proposal sebanyak 5 kali dan mendatangi Kantor PLN Labuan Bajo dan bertemu dengan Ketua DPRD, namun sampai sekarang belum juga terealisasi,” pungkasnya. (*)