Sikka  

Insiden di Ruang Rapat, Pimpinan Fraksi PAN DPRD Sikka Minta Maaf

Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Kabupaten Sikka, Philipus Fransiskus (kiri) dan anggota DPRD Sikka Fraksi PAN, Fransiskus Cinde (kanan) saat memberikan keterangan Pers kepada wartawan / Foto: Wiliam Toka

Sikka, KN – Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Sikka, Philipus Fransiskus secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat terkait insiden yang terjadi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), pada Senin 12 Juli 2021 lalu.

“Atas nama pimpinan fraksi Partai PAN, sekaligus Ketua Partai PAN, menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Sikka, 16 Organisasi Profesi Bidang Kesehatan, lembaga DPRD Sikka, dan Pemkab Sikka atas insiden yang terjadi di ruang paripurna,” kata Philipus Fransiskus, di ruang Paripurna, Rabu 14 Juli 2021.

Permohonan maaf yang disampaikan Philipus Fransiskus merupakan bentuk tanggung jawab seorang pemimpin terhadap anggota fraksi PAN, Fransiskus Cinde, yang secara spontan telah membuat kegaduhan dalam ruang rapat DPRD Sikka beberapa waktu lalu.

“Kami sadar betul, sebagai manusia kami khilaf, karena melakukan hal yang mungkin diluar kendali kita. Kami sadar bahwa posisi kami adalah anggota DPRD, ada tuntutan etika yang harus kami jalankan,” ujarnya.

Dia menjelaskan, dengan kesadaran penuh dan kerendahan hati, fraksi Partai Amanat Nasional secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sikka.

“Karena insiden itu terjadi di ruang yang terhormat ini, maka kami juga menggunakan kesempatan di paripurna terhormat ini untuk secara terbuka meminta maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sikka,” ungkap Philipus.

Menurutnya, insiden yang dilakukan Fransiskus Cinde sebenarnya tidak patut untuk dilakukan di dalam ruang sidang DPRD Kabupaten Sikka, karena sebagai anggota DPRD tentu memiliki etika.

“Ini tanggung jawab partai, dan juga saya sebagai ketua fraksi. Jadi kita betul-betul meminta kepada masyarakat Sikka untuk memaafkan kami. Karena ini bagian dari introspeksi bersama agar menjaga Marwah lembaga DPRD kabupaten Sikka,” terangnya.

Sementara anggota DPRD Sikka Fraksi Partai PAN, Fransiskus Ropi Cinde mengatakan, insiden yang terjadi di ruang rapat karena merasa kecewa yerhadap piminan DPRD Kabupaten Sikka, Donatus David yang mengakhiri sidang secara sepihak.

Menurutnya, kegaduhan di ruang DPRD Kabupaten Sikka merupakan sebuah insiden yang sama sekali tidak diharapkan. Namun terjadi secara spontanitas, karena kecewa terhadap tindakan pimpinan DPRD Sikka.

BACA JUGA:  Dipolisikan Pemkab Sikka, Eman Manda: Saya Siap Dipenjara Jika Terbukti Salah

“Saya kecewa karena istri saya juga merupakan tenaga keaehatan yang terpapar COVID-19, karena di Puskesmas Beru, para nakes tidak dibekali Alat Pelindung Diri (APD). Saya belum berpendapat, David sudah ketuk palu. Sebagai suami Nakes, siapa yang tidak marah,” tegas Cinde.

Menurutnya, pernyataan anggota DPRD dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) beberapa waktu lalu sangat menyinggung perasaan para Nakes. Seharusnya dalam forum tersebut, DRPD secara terbuka menyampaikan, sehingga para Nakes bisa puas hati, karena mereka telah bekerja sepenuh hati.

“Kondisi rapat saya lihat tidak jelas arah dalam dinamika sidang. Kemudian muncul sebuah perasaan spontanitas, tiba-tiba terjadi seperti itu, insiden yang sebenarnya sama sekali tidak diharapkan,” ungkap Sinde.

Dengan demikian, secara pribadi, melalui Ketua Fraksi Partai PAN sekaligus Ketua Partai, Fransiskus Cinde menyampaikan pemohonan maaf kepada Lembaga DPRD. Karena perbuatannya, lembaga DPRD mendapat penilaian buruk dari masyarakat.

“Saya juga minta maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sikka. Sehingga pada sisa waktu ini, saya bisa bersama dengan Anggota DPRD dari Fraksi PAN bisa menjalankan tugas secara baik di lembaga DPRD ini,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, perwakilan Tenaga Kesehatan menyampaikan pernyataan sikap di Gedung DPRD Kabupaten Sikka, Senin 12 Juli 2021 lalu.

Usai menyampaikan pernyataan sikap, para nakes dipersilakan untuk berdialog bersama anggota DPRD, di dalam ruang rapat.

Di penghujung dialog, terjadi kericuhan usai Ketua DPRD Sikka, Donatus David mengakhiri RDP, namun belum ada kesimpulan akhir antara DPRD dan perwakilan nakes dari 16 organisasi.

Keputusan Ketua DPRD mengakhiri sidang membuat anggota DPRD fraksi Partai PAN, Fransiskus Sinde geram, karena dirinya belum menyampaikan pendapat dalam rapat tersebut.

Suasana ruang rapat menjadi gaduh, dan mengakibatkan puluhan Nakes berhamburan keluar ruangan. Sementara Ketua DPRD dan sejumlah anggota DPRD lainnya pun bergegas meninggalkan ruang rapat. (*)