Daerah  

Wagub NTT: Jika Benar Ada Pejabat di NTT Rasis, Itu Sangat Picik!

Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi didampingi Karo Administrasi Pimpinan, Marius Jelamu, saat memberikan keterangan Pers kepada wartawan di Kupang, 31 Mei 2021 / Foto: Eman Krova

Kupang, KN – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Adrianus Nae Soi mengingatkan seluruh masyarakat maupun pejabat publik, untuk tidak boleh mengeluarkan pernyataan berbau SARA yang menyinggung suku, ras maupun agama tertentu.

Dia bahkan menegaskan, di bawah kepemiminan Victory-Joss, tidak boleh ada pihak mana pun yang membedah-bedakan suku, ras dan agama yang dapat melukai hati masyarakat NTT.

“Kalau ada oknum pejabat begitu, maka itu sangat picik. Karena di Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak mengenal itu sama sekali,” ujar Wagub Nae Soi kepada wartawan di Kantor Gubernur NTT, Senin 31 Mei 2021.

Dia menjelaskan dirinya telah menyampaikan berulang kali, bahwa di Provinsi Nusa Tenggara Timur hanya berlaku istilah “Agamamu untukmu, Agamaku untukku”. Semua masyarakat NTT adalah satu.

“Jadi tidak ada lagi bilang kau suku mana, agama apa. Now Way! Kalau ada orang NTT atau pejabat yang masih berpikir seperti itu, saya katakan itu sangat picik,” ucap Nae Soi.

BACA JUGA:  Elcid Li Bantah Ajak Rektor Undana Adu Jotos

Sebelumnya, pada Sabu 29 Mei 2021, beredar rekaman suara milik Ketua DPRD Kota Kupang, Yeskiel Loudoe yang menyinggung soal Flores, Rote, Katolik dan Protestan.

Dalam rekaman tersebut, Ketua DPRD Kota Kupang menyebut ada sekelompok pendemo yang berunjuk rasa di DPRD berasal dari Flores dan beragama Katolik.

Meski demikian, Yeskiel Loudoe telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, dalam jumpa pers bersama awak media, Minggu 30 Mei 2021.

“Secara pribadi dan Ketua DPRD, serta keluarga, saya menyampaikan permohonan maaf kepada pimpinan umat katolik mulai uskup, pastor dan para tokoh etnik suku Flores dan segenap umat katolik. Yang terpublikasi ke medsos merupakan sebuah kekeliruan,” tandasnya.*