Kampanye di Tarus, Pemuda Desa Mata Air Ajak Cawagub Johni Asadoma Berlatih Tinju

Pemuda Desa Mata Air Ajak Cawagub Johni Asadoma Berlatih Tinju. (Foto: Istimewa)

Kupang, KN – Di luar agenda, para pemuda dan pemudi Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, mengajak Cawagub NTT Johni Asadoma untuk berlatih tinju, Selasa (8/10/2024) petang.

Sebelum berlatih tinju, Johni disambut para pemuda dan pemudi di gang masuk menuju desa. Mereka berlari di depan Johni dan rombongan hingga lokasi kampanye di rumah warga setempat, Naf Naftali Rihi.

Begitu turun dari mobil, Johni yang merupakan legenda tinju NTT ini langsung diminta untuk berlatih tinju. Ia kemudian diberikan Punch Mitt untuk dikenakan di tangan. Alat ini adalah untuk mengarahkan pukulan dan meningkatkan kecepatan pukulan.

“Kami sangat bangga dan senang dengan kehadiran Bapak Johni, sebagai mantan atlet, kami minta ke depan bapak Johni perhatian kami anak muda,” kata Putra Bessie, seusai berlatih tinju dengan Johni Asadoma.

Total ada lima orang yang berlatih dengan Johni Asadoma yakni Fela Bessie, Putra Bessie,Bryen
Riki, dan Alfin Malelak.

Menjawab permintaan para pemuda tersebut, Johni bersedia menyumbang peralatan latihan tinju untuk para pemuda di Desa Mata Air, yakni samsak, sarung tinju, dan head guard atau pelindung kepala.

BACA JUGA:  Punya Komitmen dan Mau Bekerja untuk Rakyat, Melki Disebut Layak Jadi Gubernur NTT

Sementara itu, Johni memulai kampanye dengan memperkenalkan perwakilan partai koalisi yang ikut dalam kampanye tersebut, antara lain Reny Marlina Un dari Partai Demokrat dan Libby Sinlaeloe dari Golkar.

Menurut Johni, ia dan Cagub Melki Laka Lena memiliki pengalaman yang cukup untuk memimpin NTT lima tahun ke depan. Johni sebagai mantan kapolda dan Melki sebagai politisi dan mantan anggota DPR RI. Dengan pengalaman tersebut, Melki-Johni tidak sulit memimpin NTT.

Menurut Johni, ia bersama Melki Laka Lena bekerja keras meningkatkan SDM NTT, menurunkan angka kemiskinan dan stunting, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan berbagai program seperti program hilirisasi.

Maria, salah satu warga setempat minta Melki-Johni bantu membenahi distribusi minyak tanah, karena saat ini, selain mahal, minyak tanah juga langka. “Satu hal yang membuat kami tidak nyaman adalah agen minyak tanah.  Di sini hanya ada satu agen minyak tanah tidak cukup melayani seluruh masyarakat,” ujarnya. (Tim)