Jane Natalia dan Gabriel Beri Bina Beri Dampak Elektoral untuk Melki Laka Lena

Ahmad Atang. (Foto: Istimewa)

Kupang, KN – Calon Gubernur NTT yang sedang diusung Golkar dan Gerindra, Emanuel Melkiades Laka Lena jika dipasangkan dengan Jane Natalia Suriyanto atau Gabriel Beri Bina tetap mengungguli paket calon lain. Hasil survei SMRC terbaru itu memotret bahwa Jane atau Beri Benia secara elektoral telah memberikan profit secara politik.

“Maka negosiasi dan komunikasi sudah harus dibangun untuk memastikan pasangan permanen bagi cagub Melki Laka Lena,” sebut pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang menjawab media, Minggu (28/7/2024).

Menurut Dr. Ahmad Atang, atensi publik saat ini adalah kepastian tentang koalisi dan pasangan calon. Publik tidak berurusan langsung dengan format koalisi dan dengan partai apa. “Oleh karena itu, jika dilihat dari hasil survey ini menjelaskan tentang rasa optimisme dan pesimisme para kandidat calon Gubernur. Trend ini terlihat dari pilihan yang memberikan rasa optimisme adalah calon yang telah memiliki pasangan dan calon yang telah memiliki koalisi permanen,” sebutnya.

Dijelaskan Ahmad Atang, fakta ini dapat dilihat dari posisi sementara, yakni Melki Laka Lena di posisi pertama karena telah memiliki mitra koalisi secara permanen. Begitu juga Simon Petrus Kamlasi menempati posisi kedua karena telah memiliki pasangan secara permanen. “Sedangkan Ansy Lema masih memberikan rasa pesimisme karena belum memiliki mitra koalisi dan calon wakil, sehingga publik masih memberi rasa pesimisme,” katanya.

Kendati demikian menurut wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang ini, dinamika politik akan bergeser kalau masing-masing telah memiliki pasangan calon dan mitra koalisi. “Sungguh pun begitu, posisi tersebut masih belum aman karena presentase publik yang belum menentukan pilihan berada di angka 20 persen ke atas, sehingga masih relatif besar. Ini merupakan pemilih yang mengambil posisi wait and see,” ujar Ahmad Atang.

Di sisi lain, survey SMRC juga masih membidik figur yang secara faktual tidak maju seperti Victor Laiskodat, Benny Harman, Emy Nomleni, Julie Laiskodat sehingga terlihat masih bias pada TOp of Mind nya. “Diantara nama-nama wakil yang dipasangkan dengan Melki Laka Lena, baik ibu Janne Natalia maupun Gabriel Beri Bina secara elektoral telah memberikan profit secara politik, maka negosiasi, komunikasi sudah harus dibangun untuk memastikan pasangan permanen,” jelas Ahmad Atang.

BACA JUGA:  Jual Harga Obat di Atas HET, Apotek Omega: Dari Distributor Sudah Mahal

Melki Laka Lena Tetap Unggul Jika Digandeng dengan Jane Natalia atau Gabriel Beri Bina

Dari rilis survey SMRC tersebut menunjukan, calon Gubernur NTT Eamanuel Melkiades Laka Lena ketika diduetkan dengan Jane Natalia Suryanto atau Gabriel Beri Bina, pasangan ini tetap mengungguli kandidat lain.

Sebagai contoh, simulasi pasangan cagub-cawagub Melki Laka Lena-Gabriel Beri Bina, SMRC memotret keterpilihan paket ini pada angka 34,3 persen. Kedua, pasangan Simon Petrus Kamlasi-Andre Garu meraih 22,0 persen, dan ketiga Ansi Lema-Refafi Gah 21,7 persen. Akan tetapi yang harus menjadi perhatian serius bagi setiap pasangan adalah masih adanya suara bimbang sebesar 21,4 persen.

Contoh kedua, masih menurut SMRC, Cagub Melki Laka Lena tetap unggul jika dipaketkan dengan Jane Natalia Suryanto. Pasangan Melki Laka Lena-Jane berada di angka 36,6 persen, posisi kedua Simon Petrus Kamlasi-Andre Garu meraih 22,7 persen, dan posisi ketiga Ansi Lema-Refafi Gah sebesar 19,1 persen. Dalam simulasi ini, tercatat sebanyak 21,6 persen responden yang belum menetukan pilihan atau masih ragu-ragu.

Demikian antara lain rilis survei SMRC yang beredar luas di masyarakat sejak kemarin. Artinya, survei SMRC membuktikan bahwa Cagub dari Golkar Melki Laka Lena tetap unggul siginifikan dari pasangan lain jika diduetkan dengan Gab Beri Bina atau Jane Natalia Suryanto.

Sedangka dalam top of mind (perorangan), sejumlah tokoh masih mengungguli Melki Laka Lena. Kendati, diketahui bahwa top of mind merupakan gambaran elektabilitas masih semu karena belum dalam bentuk paket. Padahal, keterpilihan yang ditunggu dan lebih representative dalam kontestasi Pilkada adalah elektabilitas dalam bentuk pasangan calon (paket). (Jdz/llt/ab)