Virus ASF Serang Babi di Lembata, Bangkainya Malah Dibuang ke Laut

Bangkai babi yang dibuang ke laut

Lewoleba, Koranntt.com – Masyarakat Kabupaten Lembata melaporkan sejumlah babi di wilayah tersebut mati diduga terserang virus African Swine Fever (ASF).

Seperti disaksikan media ini, Minggu (17/1/2021), bangkai babi yang sudah mati dibuang saja oleh warga ke laut sehingga bisa mengakibatkan kerusakan biota laut.

Sejumlah nelayan bahkan mengaku sudah berulang kali menemukan bangkai babi yang dibuang oleh oknum tertentu di wilayah perairan kota Lewoleba.

“Ini sangat meresahkan. terutama bagi kami nelayan yang sabang hari mengais rejeki dengan melaut demi kebutuhan keluarga” ujar Paulus kepada wartawan, Minggu (17/01/2021)

Dengan kejadian tersebut, kata dia, akan sangat berdampak bagi para nelayan. Pasalnya, hasil tangkapan mereka pastinya tidak akan laku dipasar.

“Mana mungkin masyarakat lewoleba mau konsumsi ikan kalau mereka tahu bangkai babi karena virus ASF masih saja dibuang sembarang kelaut,” jelasnya dengan nada kesal

Kata Paulus, penghasilan nelayan Lembata belakangan sangat menurun, lantaran beredar isu ikan di perairan lewoleba memakan bangkai babi yang dibuang kelaut tersebut.

Dengan demikian, ia berharap kepada pemerintah Kabupaten Lembata untuk segera menindak tegas pelaku yang sering membuang bangkai ke laut.

BACA JUGA:  Lembata akan Jadi Pulau Pertama di Indonesia dengan 100 Persen Penggunaan Energi Hijau

“Kita harap pemerintah harus cepat bertindak terkait masalah ini. Dinas Peternakan juga diharapkan memberikan sosialisasi yang baik kepada masyarakat. Wajib memberikan vaksin dan obat sehingga masalah ini tidak terjadi lagi,” imbuhnya.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lembata, Kanis Tuaq, mengatakan pemerintah telah menyediakan tempat penguburan gratis untuk meminimalisir pembuangan bangkai ternak secara sembarangan.

“Pemerintah ambil alih penguburan massal sejak tanggal 14 sampai 28 Januari di lokasi eks GOR Lamahora, sejak kemarin dan hari ini ada 69 ekor. Masyarakat menghantar babi ke lokasi penguburan massal dan gratis,” ucap Kanis.

Untuk diketahui, ASF adalah penyakit pendarahan yang sangat menular pada babi domestik dan liar. Kemunculan virus itu disebabkan oleh virus DNA besar dari keluarga Asfarviridae yang juga menginfeksi kutu genus Ornithodoros.

Pada umumnya babi yang terinfeksi ASF mengalami demam tinggi, depresi, anoreksia dan kehilangan nafsu makan, perdarahan pada kulit (kemerahan pada telinga, perut dan kaki), sianosis, muntah, hingga diare. (AB/KN)