Liliba Satu Hati Bersama Chris-Serena, Lestarikan Budaya, Tertib Jam Pesta

Festival Budaya Kelurahan Liliba Tahun 2025. (Foto: AGN/Koranntt.com)

Kupang, KN — Warga Kelurahan Liliba menunjukkan dukungan penuh terhadap berbagai program unggulan Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, dan Wakil Wali Kota Serena Cosgrova Francis. 

Dukungan itu diwujudkan melalui kegiatan pelestarian budaya, pengelolaan lingkungan, hingga kepatuhan terhadap kebijakan pembatasan jam pesta.

Lurah Liliba, Viktor A. Makoni, menyampaikan bahwa, pihak kelurahan bersama seluruh warga siap menjalankan program pemerintah kota dengan sepenuh hati.

“Program Wali Kota sangat bagus dan menyentuh masyarakat. Kami wajib melaksanakannya di tingkat bawah dengan segala keterbatasan yang ada. Mungkin tidak sempurna, tetapi yang penting ada kemauan untuk berusaha dan bekerja bersama,” ujar Viktor, Selasa (4/11/2025).

Sebagai bentuk nyata dukungan terhadap pelestarian budaya, Kelurahan Liliba menggelar Festival Budaya pada September lalu. 

Kegiatan ini tidak hanya menonjolkan sisi budaya, tetapi juga menyentuh aspek kebersihan, pendidikan, pangan lokal, dan penguatan ekonomi warga.

Lurah bersama warga Kelurahan Liliba. (Foto: AGN/Koranntt.com)

Beragam lomba yang digelar, antara lain: Lomba tarian Ja’i antar-RW (etnis Bajawa), Lomba kebersihan antar-RT, Lomba daur ulang sampah tingkat TK/PAUD, Lomba pidato bahasa Inggris dan Indonesia bertema lingkungan untuk siswa SD, Lomba pangan lokal berbahan jagung dengan harga maksimal Rp250.000, dan Pameran UMKM sebagai wadah penguatan ekonomi warga. 

Agar penilaian berjalan adil dan transparan, lanjutnya, pihak kelurahan menggandeng dewan juri independen.

“Juri tarian Ja’i kami ambil dari Sanggar Budaya Provinsi NTT, juri daur ulang dari SD Inpres Liliba dan pihak kelurahan, sedangkan lomba pangan lokal melibatkan ahli gizi dari Dinas Kesehatan dan Poltekkes,” jelas Viktor.

BACA JUGA:  SP3 Dibatalkan, Albert Riwu Kore Patuh Terhadap Proses Hukum Selanjutnya

Festival ini dibuka langsung oleh Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo, dan kegiatan budaya yang diselenggarakan di Kelurahan Liliba bukan hal yang baru.

“Lomba kebersihan antar-RT sudah kami gelar sejak 2019. Partisipasi warga juga semakin meningkat setiap tahun,” tambahnya.

Meski demikian, Viktor mengakui masih ada tantangan dalam pelaksanaan kegiatan kolektif, terutama keterbatasan dana dan partisipasi sebagian warga.

“Tidak semua bisa ikut karena kesibukan masing-masing. Anggaran dari pemerintah dan sumbangan warga kami optimalkan sesuai kemampuan,” ujarnya.

Ia berharap ke depan ada peningkatan dukungan anggaran agar kegiatan budaya bisa berlangsung lebih lama dan berdampak bagi UMKM.

“Kalau bisa tidak hanya satu atau dua hari, supaya pelaku UMKM juga bisa tumbuh,” harapnya.

Selain melestarikan budaya, warga Liliba juga mendukung penuh edaran Wali Kota Kupang terkait pembatasan jam pesta.

“Kami sudah turun langsung ke lapangan. Pesta dihentikan pukul 00.00 WITA. Sesuai edaran, pukul 22.00 WITA volume musik harus diturunkan. Kalau ada keluhan warga, pesta harus dihentikan,” tegas Viktor.

Ia menambahkan, kelurahan bersama aparat keamanan terus melakukan pengawasan agar aturan ditaati.

Kantor Lurah Liliba (Foto: AGN/Koranntt.com)

“Setiap tuan pesta wajib menandatangani surat pernyataan bermaterai bahwa acara selesai pukul 00.00 WITA. Jika melanggar, tuan pesta bertanggung jawab penuh,” tandasnya.

Melalui semangat kebersamaan, warga Liliba berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah kota, baik dalam menjaga budaya, lingkungan, maupun ketertiban sosial. (AGN/ADV)

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS