Ba’a, KN – Di lorong-lorong pasar, di bawah atap warung kayu, hingga di pelataran rumah pengrajin lontar, sekelompok petugas berseragam biru muda berjalan menyapa. Mereka bukan menawarkan produk, melainkan menjemput mimpi. Mimpi para pelaku UMKM di Rote Ndao yang selama ini terhalang akses pada lembaga keuangan formal.
Mereka datang dari Bank NTT Cabang Rote Ndao. Bukan menunggu di balik meja, tapi turun langsung ke lapangan menerapkan strategi jemput bola untuk menjangkau para pengusaha kecil yang selama ini merasa jauh dari layanan perbankan.
“Kami tidak menunggu masyarakat datang ke kantor. Petugas kami turun langsung, menyapa para pelaku usaha kecil, melihat usaha mereka, lalu membantu,” ujar Ade Roni Oematan, Kepala Cabang Bank NTT Rote Ndao, dalam keterangannya, Jumat (26/9/2025), dilansir dari RRI.
Ketika Bank Menjadi Teman UMKM
Selama ini, bagi sebagian pelaku usaha kecil, bank kerap dianggap tempat yang jauh secara fisik maupun secara psikologis. Ada rasa sungkan, ada takut akan prosedur yang rumit, dan ada ketidaktahuan soal bagaimana memulai pengajuan pinjaman.
Di situlah Bank NTT masuk. Lewat strategi jemput bola, pelayanan berubah menjadi pendampingan. Petugas bank tak hanya datang menawarkan pembiayaan, tapi juga duduk bersama, menjelaskan cara mengatur keuangan, membaca prospek usaha, dan menyusun dokumen yang dibutuhkan.
“Kami temui langsung para pelaku usaha yang selama ini tak terjangkau. Banyak yang awalnya ragu, tapi setelah mendapat edukasi, mereka lebih percaya diri,” ungkap Ade Roni.
Warung, Toko, dan Harapan Baru
Salah satu kisah datang dari Ibu Yuliana, pemilik kios sembako di pinggiran Ba’a. Bertahun-tahun ia bertahan dengan modal seadanya, tak pernah terpikir mengajukan kredit ke bank.
“Saya pikir harus pakai jaminan besar, atau harus punya usaha besar dulu. Tapi ternyata tidak. Petugas dari Bank NTT datang, bantu saya urus semua. Sekarang saya bisa tambah stok barang,” katanya, tersenyum.
Seperti Ibu Yuliana, puluhan pelaku UMKM lainnya mulai berani bermimpi lebih besar. Dari usaha kelontong, peternakan ayam, penenun, pengrajin rotan, hingga penjual ikan keliling semua mendapat sentuhan yang sama: kemudahan akses, pendampingan, dan rasa percaya.
UMKM Bangkit, Ekonomi Daerah Bergerak
Bagi Bank NTT, strategi jemput bola bukan sekadar inisiatif pemasaran. Ia adalah bagian dari misi besar: membawa keuangan inklusif ke setiap sudut daerah, terutama di wilayah perbatasan seperti Rote Ndao.
“Kita ingin tumbuh bersama masyarakat. UMKM adalah tulang punggung ekonomi lokal. Ketika mereka bergerak, ekonomi daerah ikut tumbuh,” ujar Ade Roni.
Bank NTT mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah pelaku usaha yang mengakses pembiayaan setelah strategi ini diterapkan. Dan yang lebih penting: kepercayaan terhadap lembaga keuangan mulai tumbuh di kalangan masyarakat akar rumput.
Ada yang berubah dari wajah perbankan di Rote Ndao. Ia tak lagi sekadar institusi dengan gedung tinggi dan prosedur baku, tapi menjadi teman seperjalanan bagi para pelaku UMKM yang sedang bertumbuh.
Lewat strategi jemput bola, Bank NTT telah membuktikan bahwa kehadiran lebih dari sekadar pelayanan bisa membuka pintu harapan. Bahwa ekonomi daerah bisa dibangun dari kios kecil, warung kopi, dan gerobak sayur, asal ada tangan yang mau mengulurkan terlebih dahulu.
Dan hari ini, tangan itu telah datang menjemput harapan, dari satu pelaku usaha ke pelaku usaha lain, menyulam masa depan ekonomi Rote Ndao, helai demi helai. (*/ab)