Daerah  

BMKG Umumkan Musim Hujan di NTT Datang Lebih Awal

Keterangan Pers oleh BMKG, Dinas Pertanian dan BPBD NTT terkait musim hujan di NTT. (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN – Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi NTT Rahmatulloh Adji mengatakan, musim hujan tahun ini diprediksi datang lebih awal dengan puncak hujan akan terjadi pada bulan Januari 2025.

“Musim hujan 2024/2025 akan datang lebih awal hingga sama dengan normalnya, dengan sifat hujan umumnya lebih basah,” kata Adji kepada wartawan, Jumat (27/9/2024).

Ia menjelaskan, dengan analisis ini, maka pihaknya merekomendasikan sejumlah hal untuk dilakukan oleh pemerintah daerah bersama sejumlah stakholder terkait.

“BMKG mengimbau kepada Pemda, Kementerian/Lembaga atau institusi terkait dengan seluruh masyarakat untuk lebih siap menghadapi potensi bencana hidrometereologi, terutama jika volume hujan di atas normal,” ungkapnya.

Adji menjelaskan, curah hujan di atas noemal akan menyebabkan bencana banjir dan longsor yang bisa terjadi di sejumlah daerah di NTT.

“Pemerintah daerah diharapkan untuk mengedukasi masyarakat bagaimana cara menghadapi potensi bencana alam,” pintanya.

Selaku Kepala BMKG Provinsi NTT, Adji juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, guna mencegah penyakit yang rawan di musim hujan terutama DBD.

BACA JUGA:  Cegah Lonjakan Covid-19 Saat Libur Nataru, NTT Siap Terapkan PPKM Level 3

Plt. Kepala Dinas Pertanian Joaz B. Umbu Wanda menyampaikan, pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi el nino yang berdampak pada usaha tani dan budi daya pertanian di NTT.

Ia menyatakan, informasi dari BMKG tersebut merupakan hal yang berharga agar pihaknya bisa melakukan langkah anitisipatif dan edukatif untuk petani di NTT.

“Informasi dari BMKG menjadi informasi berharga untuk menyampaikan kepada petani terkait kondisi yang ada,” kata Umbu.

Terkait pupuk, pihaknya juga menyiapkan stok yang banyak untuk memenuhi kebutuhan petani di NTT.

“Yang salurkan adalah teman-teman kita distributor. Kita harapkan, tidak lagi menggunakan pupuk kimia, tapi kuta gunakan pupuk organik. Pupuk organik ini menjaga kesehatan lingkungan, ramah lingkungan dan bagaimana kita memberdayakan potensi daerah kita masing-masing,” pungkasnya. (*)