Ruteng, KN – Berbagai kisah dirasakan oleh para calon anggota legislatif saat berkompetisi di Pemilu khususnya Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 lalu.
Kisah dan cerita itu tentu banyak dialami para caleg yang gagal, khususnya mereka yang gagal ke Senayan pada pertarungan di Pileg 2024.
Hal seperti itu juga dialami oleh Ronsi B. Daur. Caleg DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) Dapil NTT I itu gagal menduduki kursi DPR RI dengan perolehan suara berkisar 24.700. Berbeda jauh dengan Ahmad Yohan yang telah dipastikan lolos ke Senayan.
Atas kegagalannya tersebut, RBD tidak akan menyalahkan siapa-siapa. Ia bersama tim telah berjuang maksimal, namun ini merupakan keputusan rakyat melalui mekanisme demokrasi yang harus ia terima dan hormati. Tapi, sebagai kader PAN, RDB mengaku sudah menjalankan tugas partai dengan serius dan berjuang penuh totalitas.
Di balik peristiwa kegagalannya tersebut, konsultan pajak di Kota Jakarta itu tak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat dari Dapil NTT I yang telah berpartisipasi untuk memberikan kepercayaan dan memilih dirinya pada 14 Februari 2024 lalu.
“Hari ini saya mau mengucapkan terima kasih kepada semua pemilih saya di daratan Flores umumnya, khususnya Manggarai Raya terutama juga kabupaten Manggarai Timur yang telah memberikan sumbangsih suara terbesar pada pileg 2024,” kata RBD yang juga merupakan Panitia Wilayah (Panwil) partai PAN NTT saat konferensi Persnya di Ruteng, Kamis (7/3/2024) sore.
Menurut putra kelahiran Wuas, Desa Rende Nao, Lamba Leda Timur, Manggarai Timur itu, meski belum ada keputusan resmi dari KPU tentang siapa pemenangnya, namun ia punya data valid tentang siapa yang menduduki kursi PAN di Senayan.
“Ya, walaupun belum ada informasi resmi dari KPU, bahwa per hari ini kami katakan saya tidak masuk nominasi untuk masuk ke Senayan. Oleh karena itu sebelum saya meninggalkan Manggarai dan pulang ke Jakarta sekali lagi saya mengucapkan terimakasih banyak kepada semua keluarga besar saya, pendukung maupun yang tidak memilih saya,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, apabila dalam pelaksanaan kampanye ada kata-kata ataupun tingkah laku yang menyakiti hati pemilih seluruh Dapil NTT I, ia menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
Ia berkomitmen akan terus menjalankan misi selanjutnya untuk kepentingan orang banyak tentunya lewat jalur partai politik.
“Karena itu saat ini saya masih belum beruntung, sedangkan untuk langkah selanjutnya nanti kita akan diskusikan. Dan saya masih aktif tetap di partai dan sekarang sebagai kader partai tentu kita mengikuti arah selanjutnya. Apalagi didepan mata ada Pilgub dan Pilkada, jadi sebagai Panwil NTT dari partai PAN sudah melakukan konsolidasi ke beberapa kabupaten dan memang itu yang saya laporkan ke DPP untuk mengambil keputusan,” pungkasnya.
Ketika ditanya soal langkah selanjutnya untuk maju Pilgub dan Pilkada mendatang, RDB pun mengaku pernah menjalin komunikasi dengan beberapa partai politik. Tapi jika DPP yang menentukan dirinya, maka sebagai kader sejati ia akan selalu siap.
“Tentu sebagai kader saya siap, karna kita tidak bisa melangkah apa yang dimaui oleh DPP, setiap kader PAN selalu siap jika di perintah. Tentunya partai PAN selalu berambisi untuk memenangkan kadernya,” tegasnya.
“Kalau dari PAN belum ada informasi tetapi untuk saya ada beberapa pengurus partai untuk maju sebagai calon wakil gubernur meski saya belum mengiyakan, namun saya berterimakasih bahwa ada yang menawar untuk itu. Namun untuk Manggarai raya kader itu ada baik Manggarai maupun Manggarai Timur, jadi kita ikuti arahan partai sebab itu yang akan dibicarakan ke DPP,” tutupnya,” sambungnya.
Terpisah, Ketua Tim Pemenangan RBD, Paulus Bernadus berujar, RBD gagal masuk Senayan, karena kesalahan dirinya selaku Ketua Tim Pemenangan.
Ia mengakui, hal itu lantaran masih banyak wilayah di Dapil NTT 1 khususnya di wilayah Manggarai Raya tidak dibentuk Tim Pemenangan. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu.
“Ini menjadi kesalahan saya selaku ketua tim pemenangan RBD, sebab masih ada banyak wilayah yang tidak dibentuk tim pemenangan RBD,” ujarnya.
Kendati begitu, kata Paulus, kekalahan ini menjadi bahan evaluasi untuk langkah selanjutnya. (*)