Tangkal Berita Hoax, Google News Initiative-AJI Gelar Pelatihan untuk Jurnalis

Kegiatan pelatihan menangkal berita hoax ini digelar selama 2 hari di Hotel Sotis Kupang.

Peserta dan pemateri foto bersama usai pelatihan cara menangkal Hoax. (Foto: Dok. AJI Kota Kupang)

Kupang, KN – Informasi yang beredar di masyarakat terutama yang beredar melalui media sosial, terkadang belum tentu kebenarannya dan menjadi berita hoax.

Seorang jurnalis harus mampu memilah dan menelusuri kebenaran informasi tersebut agar tidak menjadi sebuah karya jurnalistik yang menyesatkan ketika dijadikan sebuah berita.

Apalagi berita hoax bukanlah hal yang baru. Sejak jaman dahulu pun sudah ada yang namanya berita atau informasi hoax. Bahkan, masyarakat cenderung percaya akan berita hoax karena adanya pihak-pihak yang berusaha mengacaukan dan mengaburkan suatu informasi.

Karena alasan tersebut, Google News Initiative bekerjasama dengan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Kota Kupang, menggelar Training Prebunking Google News Initiative untuk memberi edukasi, pembekalan dan Teknik menangkal berita hoax, bagi para jurnalis di Kota Kupang, NTT.

Kegiatan pelatian menangkal berita hoax ini digelar selama 2 hari di Hotel Sotis Kupang, mulai Kamis sampai Jumat 13 Januari 2023, dan diikuti 25 wartawan dari berbagai media baik cetak, elektronik maupun daring atau online.

BACA JUGA:  Kasus Nasabah BRI di Manggarai Kehilangan Uang Belum Ada Solusi, LSM LPPDM Angkat Bicara

Ketua AJI Kota Kupang, Marthen Bana, mengatakan, pengetahuan atau edukasi tentang Teknik menangkat informasi hoax sangat penting bagi jurnalis, agar jurnalis tidak menjadi pihak yang turut menyebarluaskan berita hoax.

Marthen Bana menyampaikan terima kasih kepada Google News Initiative yang telah bersedia berbagi informasi terkait upaya menangkal berita hoax ini. Karena media juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi yang benar kepada publik.

Sementara Sekretaris Jendral (Sekjen) AJI, Ika Ningtyas, mengatakan, kegiatan Training Prebunking Google News Initiative merupakan kerja kolaboratif yang bertujuan membekali para jurnalis dengan pengetahuan dan teknik menangkal hoax, menggunakan teknologi digital.

Dengan harapan, pengetahuan yang dibagikan dapat dikembangkan guna meredam berita hoaks, sehingga masyarakat mendapat informasi yang benar. (*/KN)