“Apalagi pantai ini merupakan salah satu tempat wisata dan terlebih bagi mereka yang tiap hari melintasi di area ini,” tambahnya.
Sebagai masyarakat, Ande berharap adanya perhatian dan kepedulian dari Pemerintah Kota Kupang untuk segera membersihkan sampah.
“Sehingga sampah ini tidak berlama-lama di pantai ini, dan tidak menyebabkan pencemaran laut, serta muncul berbagai penyakit,” terangnya.
Senada, Rezky, seorang nelayan yang ditemui awak media mengaku setiap tahun kondisi pantai warna Oesapa selalu dipenuhi sampah.
“Terlebih di akhir bulan Desember, sampah penuh disini. Karena Oesapa sebagai muara, sehingga ketika hujan turun air mengalir membawa sampah kesni,” ungkapnya.
Ia menambahkan, karena kondisi cuaca yang buruk, tempat wisata pantai warna ditutup untuk sementara waktu, hingga cuaca kembali membaik.
“Tempat wisata pantai warna-warni Oesapa ditutup beberapa pekan hingga kondisi cuaca stabil kembali,” pungkasnya.
Terkait tindak lanjut dari pemerinta setempat dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat(LPM) belum ada konfirmasi lebih lanjut. (Ratna/Veronika)