Istilah “Bantu Dapur” Melecehkan Masyarakat Adat Lamalera

Sebagian besar anak tanah Lamalera yang tergabung dalam group WhatsApp 'Tena Laja' sepakat menolak even Explorasi Budaya Lamalera jelang seremonial Misa Leva.

Balliho kegiatan Explorasi Budaya Lamalera (Foto: Istimewa)

Jakarta, KN – Warga diaspora Lamalera yang saat ini berada di berbagai daerah mengecam keras penyelenggaraan Explorasi, Pameran, dan Expresi Wisata Budaya Leva Nuang yang bakal dilaksanakan pada 27 April-01 Mei 2022.

Bernard L. Krova selaku salah satu warga diaspora Lamalera di Jakarta mengatakan, hampir sebagian besar anak tanah Lamalera yang tergabung dalam group WhatsApp ‘Tena Laja’ sepakat menolak even tersebut.

“Hampir sebagian besar dari kami sependapat untuk menolak rencana pelaksanaan Explorasi, Pameran, dan Expresi Wisata Budaya Leva Nuang di Desa Lamalera,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima media ini Jumat 1 April 2022.

Menurut Nar Krova, sapaan akrab Bernard L. Krova, pihaknya juga tidak sependapat dengan pernyataan Kepala Desa Lamalera B, bahwa telah berkoordinasi untuk menggeser jadwal misa Leva ke tanggal 2 Mei, yang sejatinya harus dilaksanakan pada tanggal 1 Mei.

“Pernyataan berkoordinasi ini bisa disimpulkan bahwa Kepala Desa Lamalera A dan B seakan-akan menyetujui gelaran Explorasi, Pameran, dan Expresi Wisata Budaya Leva Nuang,” jelas Nar Krova.

Ia menegaskan, apabila Kepala Desa berkoordinasi dengan pemerintah, maka harus disampaikan secara resmi kepada Bupati terkait penolakan atas niat “Bantu Dapur” dari Pemda Lembata.

“Menurut sebagian besar dari kami, “Bantu Dapur” ini melecehkan masyarakat adat Lefo Lamalera,” tandasnya.

Berikut dasar penolakan warga Diaspora Lamalera:

1. Seluruh rangkaian acara adalah ritual Leva Nuang yang puncak pada Misa Leva dan Tena Fule sudah menjadi acara atau ritual adat tahunan masyarakat Lamalera.

BACA JUGA:  Gagasan Cerdas dr. Jimmy, Pahlawan Ibu Hamil dan Kaum Difabel yang Siap Pimpin Kabupaten Lembata

2. Ritual ini adalah adat religious tahunan Lefo yang sama sekali tidak terkait dan/atau dikait-kaitkan dengan rencana program Pemda Lembata.

3. Karena ditenggarai Explorasi, Pameran, dan Expresi Wisata Budaya Leva Nuang, inisiatif Pemda Lembata ini akan mengganggu kesakralan ritual menuju Misa Leva.

4. Dari sisi perubahan sosial, praktik bantu dapur ini secara perlahan akan mereduksi dan/atau mengurangi soliditas antarwarga Lefo Lamalera karena mereka tidak lagi intens bertemu dan duduk Bersama untuk urus dapur pada saat-saat seperti ini.

5. Pada akhirnya mulai luntur tanggung jawab masyarakat Lefo Lamalera akan etos dan/atau nilau Kerjasama dengan alasan karena tidak repot bersusah payah karena sudah ada bantuan dari Pemda Lembata.

6. Ujung dari semua ini akan mereduksi dan/atau mengurangi berbagai nilai luhur dan sakral yang telah lama hidup dan dijalankan oleh Lefo Lamalera.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Lembata Tony Labuan mengatakan bahwa, Festival yang diselenggarakan tidak ada penjemputan dari Pemdes Lamalera, maupun tarian dan musik.

Menurut Tony, kehadiran Pemda Lembata di Desa Lamalera untuk memperkuat komunitas dalam urusan “Bantu Dapur”. Selain itu, Kehadiran Bupati bersama rombongan sama sekali tidak mengganggu ritual misa Leva.

Meski demikian, warga Lamalera telah bersepakat untuk menolak segala bentuk kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata di Lamalera, menjelang seremonial Misa Leva 1 Mei 2022 mendatang. (*)