Borong, KN – Warga Kampung Mondo, Desa Bangka Kantar, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga saat ini masih menggunakan lampu pelita untuk penerangan saat malam hari.
Padahal, ratusan tiang listrik sudah berdiri kokoh di Kampung itu sejak beberapa tahun silam. Namun sayang, hingga kini tidak ada kejelasan dari pihak PLN terkait kelanjutan dari pengerjaan perluasan jaringan listrik di Kampung tempat rumah Bupati Matim, Agas Andreas berdiri itu.
Didy, salah satu warga setempat kepada media ini mengaku, saat ini pihaknya sangat membutuhkan penerangan listrik PLN. Menurutnya, kondisi gelap gulita tanpa diterangi listrik di kampungnya itu merupakan situasi yang menyedihkan mengingat harapan besar masyarakat terhadap hadirnya program pemerintah tak kunjung dirasakan.
Ia pun menyebutkan bahwa, program Indonesia terang merupakan salah satu program palsu yang dicanangkan pemerintah.
“Padahal sebenarnya kampung kami ini berada di pusat Ibu Kota Manggarai Timur,” ujar Didy, Selasa 29 Maret 2022 pagi.
Ia pun merasa kampungnya itu dianaktirikan pemerintah lantaran beberapa anak kampung yang notabene satu Desa dengan kampung Mondo itu sudah menikmati aliran listrik.
“Kami merasa sebagai anak tiri di Desa. Program Indonesia terang yang sudah dicanangkan untuk seluruh pelosok negeri itu adalah palsu karena sampai saat ini kami masih terbelenggu oleh kegelapan,” katanya.
Senada, Ferty, salah seorang pemuda di Kampung itu juga mengungkapkan kekecewaannya atas program pemerintah yang tidak terealisasi.
“Sangat kecewa dengan program yang ada karena beberapa wilayah disekitar Kampung kami ini semuanya sudah merasakan pelayanan jaringan listrik sedangkan kami masih dalam kondisi yang gelap gulita, saat ini kami hanya berharap semoga Pemerintah bisa mengalirkan listrik untuk kami,” ujarnya.
Dirinya berharap, kondisi itu segera ditanggapi pemerintah sehingga program Indonesia terang yang dicanangkan benar–benar dirasakan warga yang tinggal di Kampung itu. (*)