Ruteng, KN – Jelang Hari Raya Paskah, harga Sembako dan barang kebutuhan primer lainnya di Pasar Inpres Ruteng Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) meroket.
Pantauan KORANNTT.com di lapangan, kenaikan harga Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih, Telur, Kecap Manis (ABC), Tepung Terigu, dan Gula Pasir terjadi sejak dua minggu lalu. Begitu pun harga Minyak Goreng yang meningkat akhir-akhir ini.
Menurut pengakuan pedagang, Minyak Goreng memang sudah langka, khususnya yang berlogo Bimoli dan Kunci Mas. Tapi saat ini sudah banyak Minyak Goreng jenis baru yang beredar di Pasar Inpres Ruteng, seperti Valensia dan Seira. Harganya pun mahal.
Laurensius Dadi (47) salah satu pedagang mengatakan, lonjakan harga barang-barang tersebut membuat pemasukannya yang biasanya Rp5.000.000 per hari, turun menjadi Rp200.000 sampai Rp300.000.
“Kami kaget karena dari harga biasa, tiba-tiba melonjak naik. Jadi pelanggan kadang kesulitan. Mereka datang ke sini bawa nota untuk belanja, tapi harga kebutuhannya melonjak. Jadi mereka juga kaget,” kata Laurensius.
Ia menambahkan, kenaikan harga Sembako bukan disengaja oleh pedagang kecil, namun kenaikan sudah terjadi di tingkat perusahaan atau agen.
“Pelanggan juga sepi akibat harga barang-barang naik. Hal inilah yang berdampak pada penghasilan kami yang semakin menurun,” ucap Laurensius.
Adapun kenaikan harga terjadi pada Minyak Goreng jenis Valensi dan Seira yang sebelumnya Rp70.000 menjadi Rp150.000 per lima liter.
Sedangkan Minyak Goreng berlogo Bimoli naik menjadi Rp220.000, Terigu dari harga Rp8.000 menjadi Rp10.000 per kilogram, Kecap dari Rp25.000 menjadi Rp30.000, Bawang Merah dan Putih dari Rp20.000 menjadi Rp30.0000.
Senada, pedagang Pasar Inpres Ruteng lainnya, Nurlaila mengaku selain Minyak Goreng yang langka dan mahal, harga barang lain juga ikut naik.
“Banyak. Soalnya rata-rata harga semua barang (gula, tepung, biji-bijian, bawang, red) naik. Jadi kena dampaknya juga ke kami. Orang-orang komplain, kirain kami yang kasi naik, ternyata dari sananya sudah naik,” jelas Nurlaila.
“Sekarang sepi sekali dibandingkan sebelumnya. Apalagi masa pandemi ini harga barang naik, pembeli menurun sehingga pastinya penghasilan juga ikut menurun,” tandasnya. (*)