Rohani  

Renungan Harian Katolik Minggu, 20 Maret 2022: BERTOBAT? ITU KITA

Oleh RD. Hironimus Nitsae

RD. Hironimus Nitsae

Oleh RD. Hironimus Nitsae
Injil Lukas 13:1-9

Teks ini berbicara kepada kita secara keseluruhan tentang pertobatan. Pada bagian pertama, Yesus menyadarkan tiap orang yang selalu merasa kesalahan menjadi milik orang lain dan padanya tak pernah ada kesalahan untuk kembali merefleksikan diri masing-masing. Dalam arti bahwa tiap kita perlu menyadari bahwa kita adalah orang berdosa. Ini hal paling utama. Dengan kesadaran ini, kita memohon pengampunan dari Tuhan sebagai jalan pertobatan bagi kita dalam tindakan real. Kita pasti pernah punya masalah atau punya kesalahan sebagai dosa. Maka, kita harusnya pahami bahwa kita butuh perubahan dalam dan dengan diri kita untuk selanjutnya menemukan Tuhan dalam diri untuk perubahan hidup. Bukan sebaliknya menilai orang lain dengan segala kepribadian yang ada padanya secara salah.

Pada bagian kedua: soal perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Tuhan tetap memberi kesempatan pada tiap orang untuk membenahi diri alias bertobat. Tuhan tidak berjalan dalam _sumbu pendek_ tiap kali mengambil keputusan. Sebaliknya, Tuhan selalu adalah maha rahim dan berbelas kasih. Belaskasih Tuhan memampukan tiap kita untuk mengalami pertobatan di dalam-Nya. Maka sangat jelas ditandaskan bahwa pertobatan itu selalu juga bicara tentang inisiatif positif yang keluar dari diri kita untuk sebuah perjuangan lebih baik dalam hidup.

BACA JUGA:  Renungan Minggu 04 Juli 2021: KETAKJUBAN YANG EGOISTIS

Tobat butuh perjuangan dari kita pula. Bangkit dari jatuh dalam dosa menuju hidup yang bangkit dalam Allah adalah bentuk iman yang hidup yakni merespon dengan baik apa yang Tuhan mau bagi kita bukan sebaliknya memaksa Tuhan untuk mengikuti maunya kita. (*)