Kupang, KN – Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dikategorikan sebagai provinsi miskin ketiga di Indonesia sebenarnya punya banyak potensi untuk dikembangkan.
Salah satu yang sedang dilakukan saat ini adalah pengembangan pabrik dan daerah industri. Banyak investor yang ingin berinvestasi di NTT khususnya dalam bidang industri Semen.
Pemerintah Provinsi NTT pun menyambut baik keinginan para investor dan lokasi pembangunan pun sudah disiapkan yakni di Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang.
Namun keinginan para investor harus menemui jalan terjal, pasalnya pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perindustrian belum mengeluarkan izin pembangunan PT. Semen Timor di NTT.
“Semuanya sudah beres. Tetapi mereka masih beralasan bahwa masih kelebihan produksi Semen, dan ini hanya sebuah alasan yang politis. Terus kapan NTT maju kalau tanpa industri-industri besar? Pemerintah Pusat harus segera berikan kesempatan untuk daerah,” kata Kadis Penanaman Modal dan PTSP Provinsi NTT Marsianus Jawa kepada wartawan, Senin 27 Desember 2021.
Menurutnya, kelebihan produksi Semen hanya alasan yang dibuat-buat. Pemerintah pusat beralasan bahwa pada bulan Juni lalu, produksi Semen mengalami surplus 30 ribu ton. Sementara pada bulan Agustus, produksinya melonjak hingga surplus naik lagi menjadi 60 ribu ton.
“Pertanyaanya, kenapa masih produksi, sementara mereka tahu bahwa negara ini masih dalam pandemi, sehingga pembangunan skala besar dan nasional pasti tidak bisa dilakukan. Jadi Itu hanya alasan mereka, supaya kita tidak diizinkan,” tegasnya.
Ia menyampaikan, Pemerintah Pusat belum lama ini mengkategorikan NTT sebagai provinsi dengan kemiskinan terekstrim ketiga.
Tapi ketika Pemerintah Daerah berupaya membangun perindustrian untuk memajukan wilayah, serta mensejahterakan rakyatnya justru masih batas-batasi.
“Kalau mau daerah ini jadi baik, maju dan berkembang, maka harus ada industri. Karena kalau industrinya sudah jadi, maka pasti ada daya ungkit. Itu yang kita harapkan,” ucap Marsianus Jawa.
Ditambahkannya, pabrik Semen Kupang yang ada sekarang sudah tidak bisa digunakan lagi. Karena mesinnya sudah tidak bisa diupgrade, dan model pabriknya sudah kadaluwarasa.
“Sehingga Gubernur dorong melalui investor China dan Boby Pitoby untuk bangun pabrik semen baru yaitu PT Semen Timor,” ujar Marianus.
Gubernur Viktor Laiskodat juga pernah menanyakan langsung kepada Menteri Perindustrian, terkait surat yang dikeluarkan pada tahun 2020 terkait moratorium izin di wilayah Indonesia Timur.
“Tetapi Menteri menjawab bahwa, moratorium itu hanya di Kalimantan. Sementara di NTT dibolehkan. Tetapi sampai sekarang mereka belum kasi izin. Padahal NTT sangat butuh pabrik semen, karena bisa ekspor ke Timor Leste dan Australia. Tetapi sampai hari ini belum disetujui,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi saat ini tinggal menunggu niat baik dari Kementerian Perindustrian untuk menyetujui rencana membangun pabrik PT. Semen Timor.
“Kalau Kementrian Perindustrian bilang boleh, maka tahun depan sudah peletakan batu pertama. Karena lahannya Pak Gubernur sudah tunjuk,” tandas Marsianus Jawa. (*)