Bank NTT Lewoleba Gencarkan Sosialisasi QRIS dan Kredit Mikro Merdeka

Kepala Cabang Bank NTT Lewoleba, Ruben Ludji / Foto: Ama Beding

Kupang, KN – Bank NTT Cabang Lewoleba, Kabupaten Lembata, sedang gencar melakukan sosialisasi terkait pentingnya penggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) kepada masyarakat, untuk menghindari transaksi tunai di masa pandemi COVID-19.

Selain QRIS, Bank NTT Cabang Leweoleba juga melakukan sosialisasi Kredit Mikro Merdeka dengan bunga 0% kepada masyarakat, khususnya pelaku UMKM.

Kepala Cabang (Kacab) Bank NTT Lewoleba, Ruben Ludji mengatakan, proses sosialisasi QRIS saat ini sedang berjalan, karena tuntutan sekarang sangat  berbeda dengan masa sebelumnya.

Menurutnya, dengan visi misi yang baru, Bank NTT dituntut bukan hanya sekedar smart, tetapi juga harus super smart terutama dalam aspek digitalisasi transaksi pembayaran.

“Tuntutan hari ini sudah berbeda dengan yang kemarin. Jadi kita dituntut harus lebih kreatif, apalagi di tengah pandemi COVID-19. Dan tuntutannya adalah digitalisasi ini,” ujar Ruben kepada wartawan, Kamis 16 September 2021.

Dia menjelaskan, dari sisi pembiayaan pelaku UMKM, pihaknya selalu terlibat dan hadir di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Lembata, dalam memberikan akses permodalan melalui Kredit Merdeka.

“Bank NTT jadi lebih kreatif untuk menciptakan suatu produk. Kredit Merdeka juga untuk menghindari rentenir, sehingga masyarakat jangan terbiasa dengan pola menggunakan dana pinjaman dari rentenir,” jelasnya.

Ruben menyebut, selain penggunaan QRIS dan penyaluran Kredit Merdeka, pihaknya juga telah bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Lembata untuk kepentingan elektronifikasi seperti e-pasar dan e-parkir

“Jadi semua permintaan retribusi pasar maupun parkir, kita sudah elektronifikasi semua. Sehingga tidak terjadi lagi pembayaran secara tunai. Semua prosesnya dilakukan secara non tunai,” terangnya.

BACA JUGA:  Penjabat Bupati Lembata Bersama Juri Kunjungi Peserta Festival Desa Binaan Bank NTT

Ia menambahkan, mengingat saat ini masih dalam masa transisi pergantian Bupati, sehingga pihaknya masih menunggu keputusan Bupati untuk melakukan penataan birokrasi. Pasca penataan birokrasi, pihaknya langsung action melalui penandatanganan perjanjian kerja sama.

“Karena paling tidak setelah pelantikan, pasti ada perubahan pada tingkat OPD. Namun kalau kita sudah dapatkan satu kepastian, maka kita akan lanjutkan PKS itu,” tegas Kacab Bank NTT Lewoleba, Ruben Ludji.

Sementara untuk sosialisasi QRIS, kata Ruben, Bank Indonesia (BI) telah membantu Bank NTT agar QRIS dapat beredar cepat di kalangan para pengusaha.

“Kemarin sudah dibantu oleh BI dengan cara membuat komite pasar yang ada badan pengurusnya, dan dibantu berupa Wifi gratis selama satu tahun dari pihak BI. Komite pasar itu menggunakan QRIS untuk menjalankan usahanya dengan fasilitas yang dibantu oleh BI,” ucap Ruben Ludji.

Selain Wifi, BI juga akan menyiapkan lapak bagi para pengusaha untuk menjalankan usaha mereka, sehingga para pengusaha ataupun pedagang harus mengajukan proposal sesuai petunjuk draf yang telah dibagikan oleh BI.

“Jadi syaratnya itu bahwa, di komite pasar harus ada badan pengurusnya sehingga mereka terpimpin,” terang Ruben.

Hingga saat ini, Bank NTT Cabang Lewoleba berhasil mensosialisasikan penggunaan QRIS kepada sejumlah pengusaha yang ada di Kabupaten Lembata. Ia menegaskan, di era digitalisasi saat ini, penggunaan QRIS sangat bermanfaat untuk menghindarai transaksi tunai.

“Sudah 53 pengusaha yang menggunakan aplikasi QRIS, diantaranya 26 toko besar, 25 kios, 8 mini market dan 6 perhotelan yang sudah menggunakan QRIS,” tandas Kacab Lewoleba, Ruben Ludji. (*)