Lewoleba, Koranntt.com – Anak muda Lembata menunjukan kreatifitasnya dengan melahirkan film pendek berjudul “Bajo, Sebuah Perjalanan, Cinta dan Lautan” di tengah pandemi covid-19 yang melanda Kabupaten Lembata.
Sekitar 6 (enam) komunitas anak muda yang menggagas dan memproduksi film Bajo, diantaranya, Komunitas 13 Frame, Persiraja, Sekolah Gembira, Teater Suara, Pramuka Kwarcab Lembata dan Komunitas Ta’an Tou.
Film tersebut akan dipertunjukan pada tanggal 7 Maret 2021 di perkampungan Bajo, tepi laut Rayuan Kelapa Lewoleba, sebagai kado spesial memperingati hari bersejarah Kabupaten Lembata, Statement 7 Maret.
Vu’u Dellos Lamabakang, Kepala Suku pemeran film Bajo mengatakan, Film Bajo merupakan karya sekumpulan anak muda yang tergabung dalam komunitas Ruang Seni Pertunjukan Lembata.
“Bajo Sebuah Perjalanan, Cinta dan Lautan merupakan film pendek karya anak muda Lembata. Dan ini akan ditayang atau dipertunjukan pada 7 Maret 2021 mendatang,” kata Vu’u Delos, Minggu (07/02/2021).
Menurut Dellos, Seni tidak akan pernah mati dan akan selalu hidup sampai kapan pun. sehingga keabadian itu ditunjukan dalam situasi saat ini, ditengah bangsa bergelut dengan pandemi covid-19.
“Seni itu mengabadi dalam ruang dan waktu. kreatifitas yang harus dihidupkan dimasa sekarang dan akan datang. kami mau katakan kepada bangsa ini bahwa, kami anak Lembata tidak akan mati memberikan yang terbaik buat bangsa ini, khususnya Kabupaten Lembata,” ujar Vu’u Dellos
Katanya, Film pendek Bajo merupakan spirit baru bagi generasi muda Lembata untuk terus berkarya dan berkreasi. sehingga film Bajo menjadi salah satu dari sekian banyak jawaban atas apa yang dirasakan dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi dan politik yang terjadi saat ini.
“Film ini menjadi spirit dan kreatifitas bagi generasi muda Lembata ditengah situasi pandemi. jangan karena covid-19 kita tidak kreatif,” papar Dellos
Selain itu, kata dia, syarat pesan dan makna dari film Bajo adalah sebuah suku yang menjadi bagian dari Lembata yang terlupkan. “Jadi jangan lupa saksikan,” tandasnya.
Sementara Director Film Bajo, Yohanes Matheus Laga Making menjelaskan, komunitas anak muda Ruang Seni Pertunjukan Lembata akan menayangkan film pendek Bajo dan pentas seni pada 7 Maret 2021 mendatang.
Tujuannya untuk mengembalikan memori masyarakat Suku Bajo terkait tradisi dan kebudayaan dalam mempererat hubungan sosial budaya antar etnis masyarakat dan menunjukan kesadaran ekologis.
“Selain mengeksplor kembali momori tradisi, adat dan budaya Suku Bajo, tetapi juga menjadi sarana belajar, memajukan kreatifitas pengembangan diri bagi anak muda, untuk memahami budaya dan sejarahnya,” jelas Matheus
Kata Matheus, Film pendek Bajo dan pentas seni saat hari Statement 7 Maret untuk mengingatkan rakyat Lembata tentang momentum sejarah 7 Maret 1954, dimana awal perjauangan rakyat Lembata hingga menjadi kabupaten sejak 12 Oktober 1999 dalam spirit “Ta’an Tou” yang berarti satu kesatuan.
“Lembata harus menjadi satu kesatuan yang utuh tidak akan terpisahkan, baik suku, agama, ras dan golongan. Lembata harus menjadi ‘rumah’ bagi seluruh suku atau etnik tanpa terkecuali. Semoga film Bajo dan pentas seni ini, mendorong rasa persatuan dan kesatuan masyarakat Lembata,” ungkap Matheus.
Dengan demikian, Matheus berharap semua pihak dapat berpartisipasi mendukung kreatifitas anak Lembata. bahwa anak muda dan Suku Bajo beserta pentas seni yang dibawahkan nanti, merupakan salah satu bagian kecil dan cara dalam membangun Lembata yang sebenarnya.
“Mari menjadi bagian dari anak-anak muda Lembata yang kreatif. Menjadi bagian dari Suku Bajo yang memberi dari apa yang dimiliki untuk Lembata,” kata Mundo.
Untuk diketahui, kegiatan pertunjukan dan pentas seni akan berlangsung melalui Live Streaming, dengan menerapkan protokol kesehatan.
Informasi dan bentuk kepedulian dukungan dari semua pihak, dapat menghubungi pusat informasi 082349587676. (EK/AB/KN)