Oleh: RD. Hironimus Nitsae
Injil Markus 8:27-35
Injil hari ini mengetengahkan kepada kita tentang dua hal. *Pertama*: Pengakuan Petrus. *Kedua*: penolakan yang juga berasal dari Petrus.
Pengakuan Petrus adalah merupakan jawaban imannya atas perjalanannya bersama dengan Yesus. Kehadirannya bersama dengan Yesus memastikan dirinya memberi pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias.
Jawaban Petrus ini adalah sebuah respon manakala Yesus bertanya kepada para murid perihal siapa diri-Nya menurut mereka. Pengenalan akan Yesus dan jawaban atas pertanyaan-Nya hanya bisa kita dapatkan ketika kita juga mampu mendekatkan diri pada-Nya. Kedekatan kita pada Yesus memastikan kita dapat menjawab siapa Yesus secara spesifik bagi kita secara personal.
Pada teks yang sama Petrus malah memberikan sebuah pernyataan penolakan tentang sosok dsn konsekuensi dari seorang Mesias. Yesus sendiri memberi pewartaan bahwa seorang Mesias harus mengalami penderitaan bahkan sampai wafat dan bangkit. Pernyataan kesaksian ini malah menjadi hal yang tidak diterima oleh Petrus.
Kisah Injil ink mengajarkan kepada kita bahwa sebagai manusia, kepribadian kita sejatinya terwakilkan dalam diri Petrus. Kadang memberi pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias tapi malah di waktu bersamaan kita jugalah yang tidak mau bahkan menolak konsekuensi ke-Mesias-an Tuhan. Kita sebatas menerima Mesias yang kuat tetapi tidak dengan Mesias yang harus menderita.
Bukankah, kemuliaan Mesias juga secara nyata terlihat pada peristiwa salib? (*)