Bisnis  

Kolaborasi JNE dan UMKM NTT Tingkatkan Penjualan di Tengah Pandemi Covid-19

Talkshow virtual yang digelar oleh JNE / Foto: Tangkapan layar kegiatan talkshow

Kupang, KN – Penjualan Dalam Jaringan (Daring) merupakan strategi utama pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di NTT untuk bertahan di tengah krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Untungnya, pelaku UMKM di NTT telah berkolaborasi dengan PT. Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang siap menghantar setiap produk yang dipesan oleh costumer melalui penjualan online.

Alhasil, penjualan produk meskipun secara online, namun tetap mendapat animo positif dari masyarakat.

Kepala JNE Cabang Kupang, Emi Khilafat mengatakan, banyak program untuk pelaku UMKM yang sedang dijalankan oleh pihak JNE, dalam membantu pelayanan pendistribusian barang.

“Jadi mereka ingin belanja lewat market place Facebook, maka teman-teman UMKM bisa jualan sampai ke pelosok dan mereka akan menerima uangnya, setelah barangnya sampai melalui jasa JNE,” ujar Emi dalam talkshow virtual yang dilaksanakan pada Senin 7 Juni 2021.

Dia menjelaskan, pihak JNE juga mendukung para pelaku UMKM melalui berbagai promo yang dapat meningkatkan penjulan mereka. “Banyak sekali kita support mereka,” jelasnya.

JNE Kupang juga menerima semua jenis kiriman dari para pelaku UMKM. “Contohnya Se’i, kita harus koordinasi dulu. Takutnya Se’i hanya bertahan selama 2-3 hari dan rusak. Sehingga kita harus diskusikan lagi sama costumernya,” ungkap Emi.

Sementara CEO Padu Padan Tenun NTT, Erwin Yuan mengatakan, Padu Padan Tenun NTT sangat bangga terhadap kain tenun buatan lokal yang ada di Nusa Tenggara Timur, karena kain tenun NTT sangat mahal di pasaran.

“Meskipun kita tidak kenal mama-mama penenun, kita akan tetap hargai karya mereka. Kita juga mungkin mendapatkan wawasan baru dari mereka,” jelas Erwin Yuan.

BACA JUGA:  2000 Lebih Warga Flores Timur Hadiri Kampanye Melki-Johni, Melki Laka Lena: Malam Bae Nagi..

Menurutnya, di tengah pandemi covid-19 yang melanda Indonesia, strategi yang digunakan untuk mempromosikan semua kain tenun adalah dengam cara membuat konten video dan mengkampanyekan melalui media sosial.

“Saya punya strategi, yaitu memiliki komunitas profesional di Kota Kupang yang mampu promosikan produk saya, dan semuanya merupakan anak milenial. Terbukti sudah banyak selebritis yang membeli produk dari Padu Padan Tenun,” jelasnya.

Selain promosikan kain tenun, kata Erwin, pihakya juga mendekati cotumer untuk menjual masker bermotif tenun melalui jasa influencer.

“Untuk penjualan masker, saya dapat orderan sekitar 300-400 Pcs, yang dipromosikan melalui konten dan filosofi yang bagus. Semua produk Padu Padan dikirim menggunakan jasa JNE,” ungkapnya.

CEO Moringakoe, Xaverius Sondakh mengatakan, di tengah pandemi covid-19, pihaknya justru mendapatkan peningkatan orderan yang sangat drastis.

“Karena saat pandemi, semua orang tentu hanya di rumah. Sehingga permintaan cemilan naik. Jadi mereka hanya main gadget dan langsung pesan. Sehingga kita mengalami peningkatan selama pandemi,” ungkap Xaverius.

Meski mengalami peningkatan orderan, pihaknya cukup kesulitan untuk mendistribusikan semua pesanan dari customer. “Challengenya adalah ketika ada peningkatan orderan, terjadi lockdown. Jadi itu yang menjadi malasah kita,” ujarnya.

Dalam melayani customer, Moringakoe memiliki service orientasi yang melebihi batas.

“Itu merupakan cara-cara kita berkominikasi dan memulai sesuatu. Jadi kita memiliki produk, dan bagaimana cara kita mendekati langganan kita,” tandasnya.*