Festival Budaya Lasiana Berhasil Menggerakan Ekonomi dan UMKM Lokal

Geliat UMKM lokal saat pelaksanaan Festival Budaya Kelurahan Lasiana. (Foto: AGN/Koranntt.com)

Kupang, KN – Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memeriahkan Festival Budaya Kelurahan Lasiana dengan nuansa tenun tradisional Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kaya dan beragam.

Perpaduan produk lokal bernilai kultural dan sosial dimanfaatkan potensi untuk mendukung perekonomian masyarakat. Komodifikasi budaya semacam ini dipandang positif untuk mendapatkan nilai ekonomis yang mampu menjadi opsi warga untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.

Pada pagelaran ini terdapat UMKM Tenun Nusa Lontar yang dijual oleh seorang warga bernama Ina. Ina menjual kain tenun dari seluruh daerah di NTT. Harga yang dipatok untuk setiap produk beragam berdasarkan kualitas bahan, warna, pola, motif, kerumitan proses dan teknik pembuatan.

“Ada Tenun Sepe yan harganya dikisaran Rp 100 rb hingga Rp 150 rb. Tenun bermotif burung garuda dikenakan harga kisaran Rp 4,5 jt hingga 6 jt. Tenunan Boti dihargai sebesar Rp 500 rb, Nunkolo Rp 800 rb dan Sepe Besar Rp 800 rb,” ujar Ina menjelaskan beberapa koleksi tenunannya yang ditata pada etalase produk lokal di festival budaya ini.

Selain itu, ada produk tenunan lainnya yang dijual pada etalase bersebelahan dengan Ina. Rajutan, pernak pernik dan gantungan kunci yang dijual disitu juga beragam dengan patokan harga yang bervariasi pula. “Rajutan tenun yang dijual harganya berkisar dari Rp 125 rb sampai Rp 250 rb. Mahal atau murahnya tergantung kualitas benang yang digunakan. Gantungan kunci dipatok dengan harga yang lebih terjangkau di kisran 15 rb hingga Rp 200 rb,” ujarnya.

BACA JUGA:  Sambut Dies Natalis ke-39, Unwira Kupang Gelar Webinar Ilmiah

Yene salah satu pegiat UMKM Yene Aksesoris juga menjual produk tenunannya di lapak yang tersedia di Festival Budaya ini. Wanita yang kerap kali berjualan di event Saboak ini menjabarkan produknya yang beragam dengan mematok harga yang beragam pula. “Muti dikenakan harga Rp 50 rb. Satu set Anting dan Kalung tenunan dijual dengan harga Rp 50 rb. Produk tenunan atasan model vest dipatok harga Rp 250,” ujar Yene saat mempromosikan produknya pada para warga yang hadir dan mengunjungi lapak jualannya.

Para pelaku UMKM ini memanfaatkan ajang festival budaya ini untuk mempromosikan produk-produk jualannya. Acara kolektif seperti ini dapat mengumpulkan banyak warga yang bisa berpotensi menjadi konsumen produk-produk mereka. Ini menjadi momen yang berpengaruh pada melebarkan pasar produk tenunan.

Hal ini dapat dioptimalkan terus-menerus untuk menghidupkan ekonomi warga dari tingkatan masyarakat dasar di kelurahan. Atas dasar kebersamaan dan solidaritas, warga dapat saling membantu untuk menyelanggarakan kehidupan sosial budaya yang bemutu dan lestari sekaligus menopang kemandirian ekonomi dengan potensi yang dimiliki warga sendiri. (AGN/ADV)

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS