Guru Profesional di Era Digital: Transformatif, Edukatif, dan Kolaboratif

Foto : Tangkapan layar pengukuhan lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng.

Ruteng, KN – Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng Melalui Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) menyelenggarakan seminar bertajuk “Menjadi Guru Profesional yang Transformatif, Kolaboratif, dan Berkarakter di Era Digital” (14/122024)

Kegiatan seminar ini dilaksanakan secara online dan dalam rangka pengukuhan lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Kegiatan itu menghadirkan semua peserta PPG yang akan mengikuti pengukuhan yang pelaksanaannya direncanakan pada Minggu, 15 Desember 2024 di Unika St. Paulus Ruteng.

Hadir dalam kegiatan para pendidik dan pakar pendidikan, dengan menghadirkan pembicara utama Dr. Yohanes Mariano Dangku, Dr. Marselus R. Payong, dan Dr. Kristianus Viktor Pantaleon.

Menyongsong Era Transformasi Digital

Dr. Yohanes Mariano Dangku, S.Fil., M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unika St. Paulus Ruteng, dalam sambutan pembukaannya menyoroti pentingnya peran guru dalam transformasi pendidikan di era digital.

Ia mengawali pidatonya dengan ungkapan inspiratif, In digital age technology can do everything, but it has no soul.

Menurutnya, transformasi pendidikan tidak hanya berhenti pada teori atau sertifikasi, tetapi juga pada implementasi konkret dalam aksi dan kinerja guru.

“PPG ini bukan sekadar memberi sertifikat, tetapi menciptakan guru yang profesional dalam perilaku dan tindakan. Guru harus berubah dan mengantar orang kepada perubahan,” tegasnya.

Dekan juga menjelaskan bahwa di era ini manusia hidup sebagai digital visitor dan digital native, bahkan lebih dalam lagi sebagai homo digitalis.

Ia menegaskan pentingnya “penyertaan jiwa” dalam pemanfaatan teknologi digital, agar nilai-nilai kemanusiaan tetap terjaga.

“Guru profesional adalah agen perubahan yang membawa spirit edukatif, transformatif, dan kolaboratif,” ujarnya.

Peran Strategis Guru dalam Era Pascahumanisme

Dalam sesi utama seminar, Yohanes Mariano Dangku juga membahas redefinisi profesionalisme guru di era pascahumanisme.

Ia menekankan bahwa guru harus mampu beradaptasi dengan teknologi digital sambil tetap mengedepankan nilai-nilai edukatif.

BACA JUGA:  Pembalap Muda NTT Umbu Gillberth Kabunang Juara 1 Umum Kelas Rooike EDP 2022

“Transformasi pendidikan adalah perjalanan berkelanjutan. Guru tidak hanya mengajar, tetapi menjadi figur transformatif yang mendidik dan membimbing siswa untuk menjadi generasi berdaya saing di era global,” tambahnya.

Mengintegrasikan Karakter dan Teknologi dalam Pendidikan

Dr. Kristianus Viktor Pantaleon melanjutkan dengan membahas bagaimana pendidikan berbasis nilai dapat menciptakan generasi yang berintegritas, resilien, dan berdaya saing global.

Ia menjelaskan bahwa guru harus menjadi teladan dalam mengintegrasikan nilai-nilai luhur seperti resiliensi, solidaritas, dan integritas ke dalam pembelajaran berbasis teknologi.

“Keteladanan guru adalah kunci pembentukan karakter peserta didik. Teknologi hanyalah alat, tetapi nilai-nilai itulah yang akan membentuk generasi masa depan,” ungkap Kristianus.

Tantangan Kelimpahan Informasi di Era Digital

Dr. Marselus R. Payong menutup diskusi dengan membahas tantangan era kelimpahan informasi.

Ia menyoroti pentingnya penguasaan teknologi oleh guru untuk menciptakan pembelajaran berbasis teknologi yang adaptif dan menarik.

Menurutnya, guru harus mampu mendesain pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa yang kini hidup di tengah arus digitalisasi.

“Pembelajaran berbasis teknologi bukan pilihan, tetapi keharusan untuk mengatasi keragaman gaya belajar siswa,” tegasnya.

Membangun Generasi Berdaya Saing

Seminar ini memberikan panduan strategis bagi guru untuk terus bertransformasi, berkolaborasi, dan menjadi agen perubahan. Lulusan PPG FKIP Unika St. Paulus Ruteng diharapkan membawa spirit edukatif, transformatif, dan kolaboratif ke lingkungan pendidikan mereka.

Dekan menutup sambutannya dengan penuh harapan bahwa Dengan karakter yang dibentuk melalui PPG ini, para guru akan mampu mencetak generasi yang tidak hanya siap menghadapi tantangan era digital tetapi juga mampu menjadi pemimpin masa depan yang berdaya saing global.

Untuk diketahui bahwa jumlah peserta yang hadir dalam ruang seminar online itu terpantau 765 peserta.**(KN/ES)