KoranNTT.com – Tarik ulur mengenai pemilihan calon Wakil Bupati Ende belum juga usai. Progres pencalonan dan pemilihan figur oleh partai politik pengusung Paket Marsel-Jafar, dinilai belum ada kemajuan.
Sejauh ini, terdapat tiga nama yang digadang akan menjadi orang nomor dua di Kabupaten Ende. Mereka adalah Erikos Emanuel Rede yang didukung enam Parpol koalisi, serta Herman Yosef Wadhi dan dr. Domi Mere yang didukung Partai Golkar.
Kekosongan kursi Wakil Bupati Ende ini lantas mendapat kritikan dari akademisi sekaligus dosen STPM Santa Ursula Ende, Elias Cima.
Menurutnya, jika kondisi kekosongan ini semakin lama terjadi, tentu akan menimbulkan berbagai pertanyaan di masyarakat, terkait solid tidaknya koalisi pengusung Paket Marsel-Jafar.
“Yang menjadi pertanyaan masyarakat sekarang, apakah mereka berkoalisi atau tidak? Sehingga ketika mereka menemukan persoalan seperti ini, mereka tidak menemukan titik temu, untuk menyelesaikannya,” ungkap Elias Cima kepada Korannt.com, Sabtu 20 Februari 2021.
Ia menjelaskan, yang berperan penting dalam menentukan progres pencalonan Wakil Bupati Ende saat ini adalah Partai Golkar. Karena enam partai lainnya sudah solid mendukung satu nama.
“Sehinga sukses atau tidak, proses pemilihan Wakil Bupati terantung partai berlambang pohon bringin. Namun tetap berhati-hati, karena yang menjadi taruhan adalah Partai Golkar itu sendiri. Tentu akan menjadi pertanyaan masyarakat, sejauh mana keseriusan Golkar dalam berproses,” jelasnya.
Elias Cima berharap, Partai Golkar bisa lebih bijaksana dalam proses ini, agar harapan masyarakat Kabupaten Ende untuk segera memiliki Wakil Bupati bisa segera terwujud.
“Jika kita bicara kebijaksanaan, berarti menggunakan kalkulasi intelektual, politik, dan publik. Mekanisme apapun yang berada dalam internal partai, harus lebih mengutamakan kepentingan publik,” tandas Elias Cima.
Sementara Praktisi Hukum, Mikael Prambasa meminta partai koalisi pengusung Paket Marsel-Jafar harus berbesar hati, untuk duduk bersama menentukan 2 nama calon Wakil Bupati Ende.