Pengembangan PLTP Ulumbu Berdampak Pada Peningkatan Ekonomi Masyarakat

PLTP Ulumbu. (Foto: Istimewa)

Ruteng, KN – Pengembangan PLTP Ulumbu pasti selalu membawa kabar baik, dan akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat Gendang Rebak-Poco Leok, Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Demikian disampaikan oleh Narsisius selaku anak dari “Tua Gendang” kampung Rebak, Desa Lungar, Kecamatan Satarmese, melalui video Youtube Chanel milik Emiliano Gracias, yang diunggah belum lama ini.

Narsi dalam pernyataannya yakin, bahwa dengan pengembangan PLTP Ulumbu di wilayah Poco Leok, putra daerah khususnya asal Poco Leok bisa bekerja di perusahaan milik PT. PLN. “Pasti lebih maju ketimbang seperti sekarang secara ekonomi masyarakat,” ungkapnya.

Narsi mengatakan, sekitar 90% pemilik lahan yang digunakan untuk pengembangan PLTP mendukung rencana besar tersebut. Khusus wilayah gendang Rebak, tidak ada yang merasa keberatan.

Jika ada yang menolak, maka itu akan menjadi urusan pihak gendang Rebak untuk berkoordinasi dengan pihak yang menolak untuk menyerahkan lahannya.

“Yang ikut menolak itu bukan pemilik lahan, dan tidak benar kalau mengatasnamakan gendang Rebak tapi itu perseorangan. Dan kalau mewakili gendang pasti ada pertemuan, karena total yang mencakup wilayah Gendang Rebak kurang lebih jumlah 200 kepala keluarga. Kalau yang muncul lima atau enam KK itu tidak terakomodir mewakili gendang,” terangnya.

Sementara warga lainnya Elfridus AK. Hambur mengungkapkan, jika pembangunan itu selalu punya dampak positif. Sebab selama ini ada perbedaan pemahaman dari masyarakat yang masih kurang terkait pengembangan PLTP Ulumbu.

“Kalau misalnya ada yang menolak, tinggal jelaskan lebih perinci lagi. Kalau masih menolak, tinggal kumpul saja masyarakat apakah program ini membawa dampak buruk, atau membawa dampak baik. Dan sampai sekarang saya melihat lebih banyak dampak positif,” ujarnya.

Menurut dia, kehadiran PLTP Ulumbu selama ini, banyak infrastrukur yang di wilayah Poco Leok semakin baik, sehingga mendukung aktivitas masyarakat sekitar.

“Saya senang sekali dengan proyek PLTP ulumbu itu, banyak infrastruktur semuanya baik. Semua pembangunan itu semua baik,” akuinya.

Kornelis Wajong mengatakan, pemerintah punya kewenangan untuk menyukseskan proyek ini. Namun terkait dengan ganti untung yang menjadi hak warga masyarakat, agar diperhatikan oleh pihak terkait dalam hal ini PLN.

Kemudian Leksianus Antus selaku tokoh masyarakat gendang Rebak mengatakan, waktu “Tabe Gendang” pihaknya telah menyepakati, bahkan ia mengaku heran masih ada masyarakat yang menolak.

BACA JUGA:  Hari ini, Pelapor dan Terlapor Dugaan Kampanye Hitam di Manggarai Kembali Diperiksa Penyidik

Maka Leksi dengan tegas mengatakan, tidak ada larangan untuk pemboran. Justru yang menolak itu warga yang tidak memiliki lahan di wilayah pengeboran PLTP.

“Untuk di Rebak saya rasa tidak ada penolakan, tetapi kita harus runding dulu artinya diskusi antara PLN dengan pemilik lahan,” kata Leksi

Sementara “Tua Adat Gendang Kampung Mesir”, Vinsensius Godat menuturkan, pribadinya sangat antusias dengan kehadiran PLTP Ulumbu, karena kata dia, masih banyak wilayah di Poco Leok membutuhkan listrik terutama di tempat tinggal mereka belum ada penerangan listrik PLN.

“Dengan adanya proyek yang dicanangkan oleh pemerintah untuk menambah daya tentang listrik ini kami sangat mendukung, terlepas banyak isu yang beredar menolak tapi saya pribadi melihatnya dari sisi positif soal sisi negatifnya itu bukan ranah saya biarkan urusan para ahli saya tidak punya disiplin ilmu seperti itu,intinya pelayanan terhadap masyarakat,” ungkapnya.

Soal dampak negatif, kata dia, yang diantisipasi adalah pengurangan resiko yang mungkin terjadi dari dampak yang di timbul dari aktivitas perusahaan.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, listrik merupakan kebutuhan masyarakat untuk itu pihaknya sangat mendukung geothermal di Poco Leok tersebut.

Sementara Anggalus Aga, salah satu “Tua Adat Gendang Lelak”, menyampaikan dukungan penuh dengan apapun program pemerintah salah satunya penembangan geothermal di wilayah Poco Leok.

Meski ada yang dukung ada yang menolak, itu hal biasa, tinggal bagaimana mencari solusi yang menguntungkan pihak PLN dan Mayarakat.

“Macam kejadian soal ada penolakan akses jalan di Lungar perlu kita ketahui sebabnya apa. Kalau sebabnya misalnya mereka tidak menolak tidak ada kaitannya dengan pemanfaatan gas bumi ini, lihat dulu apakah orang ini lahannya terdampak atau tidak,“ tuturnya.

Soal penolakan, tambah dia, jika ada pihak yang terdampak, memang perlu dicarikan solusi . Hal itu merujuk pada pernyataan pihak PLN, karena infratruktur jalan nanti akan dilakukan pelebaran minimal empat meter, dan akan tetap menjadi perhatian terutama wilayah Mesir dengan Lungar. (*)

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS