Bisnis  

Wagub dan Dirut Optimis Modal Inti Rp3 Triliun Bank NTT Terpenuhi Sebelum Tahun 2025

Berbagai strategi cerdas terus ditempuh untuk mencapai modal inti Rp3 Triliun.

Kolase foto Wakil Gubernur NTT dan Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho. (Foto: Istimewa)

Kupang, KN – Wakil Gubernur NTT Josef Adrianus Nae Soi optimis jika modal inti minimum sebesar Rp3 Triliun akan terpenuhi sebelum tahun 2025.

MIM atau modal inti minimum merupakan salah satu aturan terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang mewajibkan setiap Bank Pembangunan Daerah (BPD), untuk memiliki modal inti sebesar Rp3 Trilun paling lambat akhir Desember 2024.

Bank NTT sebagai salah satu BPD tidak tinggal diam. Berbagai strategi cerdas terus ditempuh untuk mencapai modal inti Rp3 Triliun. Saat ini, total modal inti Bank NTT sudah mencapai Rp2,3 Triliun lebih. Artinya, bank kebanggaan masyarakat NTT ini membutuhkan sekitar Rp600 Miliar lebih untuk menggenapi modal inti sebesar Rp3 Triliun.

Dengan waktu kerja yang menyisakan sekitar 2 tahun, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi optimis bahwa modal inti bisa terpenuhi.

“Kita akan berusaha untuk memenuhi ketentuan itu dengan berbagai teknik. Kita harus Optimis,” ujar Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD NTT, Selasa, 31 Januari 2023. 

Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho saat meresmikan Agen Laku Pandai Be Ju Bisa di Atambua belum lama ini, menyentil pemenuhan modal inti minimum sesuai peraturan OJK tentang konsolidasi bank umum.

Menurutnya, sudah banyak langkah yang diambil oleh Bank NTT, termasuk pada 20 Desember 2022 kemarin saat momentum HUT NTT, menandatangani MoU dengan Bank DKI, dalam pelaksanaan konsep Kelompok Usaha Bersama (KUB).

BACA JUGA:  Panitia Telah Dibentuk, Hery-Fabi Siap Dilantik sebagai Bupati dan Wabup pada 6 Februari 2025

Karena itu, jika tak ada aral merintangi, maka tidak lama lagi, MoU dengan Bank DKI akan direalisasikan melalui PKS atau perjanjian kerja sama antara kedua belah pihak.

Sementara mengenai deviden yang akan disetor kepada para pemegang saham, hingga tahun 2024 mendatang, apakah alokasinya sesuai dengan komitmen yang dibangun, untuk dibayarkan sebesar 100 persen atau tidak, tergantung keputusan para pemegang saham.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, Japarmen Manalu saat itu dalam sambutannya menegaskan bahwa OJK sangat menaruh apresiasi atas karya-karya inovasi luar biasa yang dilakukan oleh mitra kerja mereka Bank NTT.

“Sejak saya sembilan bulan lalu ditugaskan di sini, kami selalu bangun komunikasi positif, yang benar bilang benar, yang harus diperbaiki itu apa kita sampaikan,” kata Japarmen.

Menurutnya, koordinasi selalu dilakukan lewat pertemuan secara berkala antara OJK dengan Bank NTT sebagai bagian dari pengawasan OJK.

“Sebagaimana disinggung Pak Dirut, beberapa minggu ini ada beberapa berita mengenai Bank NTT. Yang keakuratannya belum tentu benar. Tapi kami dari OJK juga melakukan langkah-langkah terukur,” tandasnya. (HUMAS BANK NTT)