Kupang, KN – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil mengurangi angka prevelensi Stunting serta Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef Adrianus Nae Soi mengatakan, pemerintah saat ini, berupaya mengatasi permasalahan gizi buruk dengan menekan jumlah balita stunting melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan balita Kurang Energi Kronis (KEK) di 22 Kabupaten/Kota.
Pemerintah Provinsi telah menetapkan 8 Aksi Konvergensi dengan intervensi gizi spesifik dan sensitif untuk mencegah dan menangani stunting.
“Secara umum prevelensi stunting terus mengalami tren penurunan, dari 35 persen pada 2018 menjadi 22 persen pada Februari 2022,” kata Wagub Nae Soi dalam Pidato Kenegaraan menyambut HUT ke-77 RI, Senin 15 Agustus 2022.
Menurut Wagub Nae Soi, pemerintah Provinsi memberikan apresiasi dan penghargaan bagi kabupaten/kota yang telah bekerja inovatif dalam menurunkan stunting.
Komitmen antara Gubernur dengan Walikota dan para Bupati telah menargetkan penurunan stunting secara ekstrim menjadi 10 sampai 12 persen pada tahun 2023.
Demikian pula komitmen yang sama dibangun antara Wakil Gubernur dengan Wakil Walikota dan Wakil Bupati se-NTT dalam posisi sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat provinsi, kota dan kabupaten.
“Apresiasi yang sama juga ditujukan kepada lembaga-lembaga mitra pembangunan yang juga telah berkontribusi dan mendukung upaya Pemerintah Provinsi,” ujar Josef Nae Soi.
Parameter lainnya yaitu berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat berupa komitmen pemerintah Provinsi NTT untuk menekan kasus kematian ibu dan bayi menjadi nol atau tanpa kasus kematian ibu dan anak.
“Kasus kematian ibu pada tahun 2021 kondisi bulan Juni terdata sebanyak 69 kasus, mengalami penurunan sebesar 112 kasus,” tuturnya.
Ia menambahkan, kasus kematian bayi pada Tahun 2022 kondisi bulan Juni terdata 453 kasus, atau berkurang 502 kasus dibandingkan Tahun 2021 sebesar 955 kasus.
Wagub NTT meminta semua pihak terutama masyarakat dan stakeholder terkait, agar terus fokus bekerja untuk membangun generasi cerdas NTT.
“Penurunan stunting dan AKI/AKB merupakan komitmen kemanusiaan untuk membangun generasi NTT yang cerdas,” tegas Wakil Gubernur Josef Nae Soi.(*)