Kupang, KN – Mantan ketua tim penangan paket Melki-Johni sebagai calon gubernur dan wakil gubernur NTT 2024, Frans Sarong menyebut, perjalanan politik Melki Laka Lena dan Johni Asadoma sangat unik dan menarik.
Sejak gong Pilkada serentak ditabuh, baik Melki maupun Jhoni mulai gencar memperkenalkan dan mensosialisasikan diri di tengah masyarakat sebagai calon gubernur NTT.
Selepas pensiun dari Kapolda NTT, kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Golkar NTT, Johni Asadoma secara rutin turun ke masyarakat untuk memperkenalkan diri, bahkan juga melalui baliho berukuran sedang bertuliskan calon gubernur NTT di pasangan di berbagai titik strategis di Kota Kupang maupun di daerah lain.
Demikian juga Melki yang waktu itu masih sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dan juga ketua Golkar NTT selalu berada di tengah masyarakat. Selain mensosialisasikan program bersama mitra kerja komisi Melki juga memberikan isyarat sebagai calon gubernur dari partai berlambang beringin. Bahkan saat berada di tengah masyarakat, kedua putra terbaik NTT ini selalu tergerak hatinya memberikan bantuan kepada masyarakat.
“Kalau berbicara tentang perjalanan politik Melki-Johni, saya tidak tahu memulai dari mana. Namun bagi saya sangat unik karena sejak awal keduanya memproklamirkan diri sebagai calon Gubernur NTT 2024. Tapi semacam punya chemistry yang sama sehingga bisa bersatu untuk memimpin NTT lima tahun ke depan. Ini luar biasa keduanya punya kecocokan, dan benar-benar saling mengisi, terbuka dan saling percaya satu sama lain. Saya kira itu dan sekarang keduanya berada di Jakarta dalam rangka persiapan pelantikan tanggal 20 Februari mendatang,” ujar Wakil Ketua Media dan Penggalangan Opini (MPO) Golkar NTT ini.
Menurut Frans Sarong, perjalanan politik Melki Laka Lena dan Johni Asadoma sangat inspiratif, karena tidak melalui proses atau polemik yang besar.
“Benar ada sejumlah nama yang masuk bursa sebagai pendamping Melki Laka Lena, tetapi belum ada komunikasi secara mengerucut. Namun tiba-tiba muncul Pak Johni dan langsung jadi, kan begitu. Proses ke dalam seperti apa saya sendiri juga tidak terlalu tahu karena agak unik beliau berdua ini,” lanjutnya.
Walau demikian, kata Frans Sarong, masih ada sejumlah pertanyaan, apakah betul atau tidak Melki Laka Lena dan Johni Asadoma akan berpasangan, karena lazimnya melalui proses peminangan atau pelamaran.
“Tapi pak Melki ke pak Johni tidak pakai lamaran. Ketika ada sinyal bersatu dan begitu saja bersatu. Ya… sudah berjalan saja seperti itu. Karena banyak juga yang berproses lewat lamaran, namun dalam perjalanan bubar. Kalau Melki-Johni tanpa proses lamaran tapi keduanya sangat solid hingga berproses dan akhirnya terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2025-2030,” jelasnya.
Frans Sarong berharap ke depan, soliditas ini harus dijaga. “Saya melihat keduanya ini selalu saling terbuka, juga membicarakan dan mendiskusikan berbagai hal. Itu yang luar biasa,” pungkasnya. (*)