Ruteng, KN – Bursa kursi panas bupati Manggarai dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada November 2024 saat ini banyak yang sudah mengincar dan mulai diramaikan sejumlah kandidat.
Sejumlah tokoh-tokoh akan turut meramaikan bursa Pilkada Manggari, salah satunya Ir. Maksimus Ngkeros.
Maksimus Ngkeros merupakan pria kelahiran Ruteng, 12 September 1962. Ia telah mengabdi selama 30 tahun menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).
Meski telah purna tugas, namun selama 19 tahun ia pernah menduduki jabatan Kepala Dinas di berbagai OPD, baik di kabupaten Manggarai maupun di Manggarai Timur.
Saat ini, sosok Maksi Ngkeros telah ramai di perbincangkan di kalangan usai mendaftarkan diri ke Partai Demokrat Manggarai pada 13 Oktober 2022 lalu.
Nama Maksimus Ngkeros bukan pertama kali muncul di bursa calon Bupati Manggarai. Dalam Pemilukada yang dihelat sebelumnya, namanya sering bertengger di barisan figur calon Bupati.
Pada November 2024 mendatang, Maksi Ngkeros kembali memutuskan untuk kembali bertarung di Pilkada. Ia maju karena keinginan dan niatnya pribadinya untuk membenahi daerah Manggarai kedepannya.
Menurut pengamatannya, situasi Manggarai saat ini sedang tidak baik-baik saja. Hal ini disampaikan usai ia mengelilingi dan berkunjung ke rumah warga masyarakat Manggarai.
“Setelah saya kunjungi ribuan rumah warga, bahwa banyak hal yang harus dibenahi, baik dari segi pembangunannya maupun dari segi tata kelola pemerintahan,” kata Maksi kepada Koranntt com, Jumat (5/04/2024) di kediamannya.
Ia menjelaskan, dari segi tata kelola pemerintahan, Pemda saat ini perlu dibenahi kembali, artinya keputusan-keputusan yang tidak sesuai dengan regulasi harus dibenahi kembali.
Maksi mencontohi bagaimana ASN menggugat pemerintah daerah di PTUN sampai MA, akibatnya keputusan yang salah harus dibenahi.
Kemudian dari segi pembangunan, kata dia, bahwa dengan dalil maju di Pilkada 2024, kebijakan-kebijakan dalam pemenuhan kebutuhan dasar itu wajib diprioritaskan.
“Urusan Pemerintah Daerah itu ada undang-undangnya (UU 23 tahu 2014) itu acuan kita, tugas dan wewenangnya sudah jelas disana, alat ukurnya sudah jelas. Nah kondisi Manggarai saat ini misalnya, indeks pembangunan manusia itu menjadi ukuran utama, sampai sejauh mana tingkat pembangunan di suatu daerah, apalagi di Manggarai masih kategori rendah,” sebutnya.
Lanjut dia, ada tiga alat ukur yakni pendidikan, kesehatan, dengan ekonomi. Menurutnya, Pertama jika dlihat dari segi pendidikan rata-rata di Manggarai dikatakan masih rendah.
“Pendidikan masih dianggap rendah kenapa? Karena akses atau fasilitas masyarakat ke pendidikan masih belum memenuhi standar,”
Kemudian kedua, dari indeks kesehatan, juga tidak sesuai harapan masyarakat.
harapan disna jelas dia, itu diukur dari angka kematian Ibu dan bayi yang belum mencapai.
“Karena persyaratan atau target dari indeks itu sebenarnya harus nol, itu targetnya. Sementara kita masih tinggi,” ujarnya.
Kemudian ketiga, sektor ekonomi, yakni soal pendapatan artinya, bagaimana membangun perekonomian di Manggarai. Ekonomi ini sangat berkaitan dengan lapangan pekerjaan.
“Selami ini kita selalu terpaku pada sektor pertanian, betul kita perlu tapi dia itu sektor primer tapi tidak seluruh rakyat Manggarai bekerja di sektor itu,” bebernya.
Kendati demikian, Maksi menginginkan agar situasi tersebut seharusnya bergeser dari sektor primer ke sektor sekunder (pengolahan) dan tersier (Jasa).
“Jadi jangan terlalu fokus ke sektor pertanian betul penting tetapi kalau kita menciptakan lapangan pekerjaan kita harus mulai bergeser ke dua sektor itu, distu kita harus bantu nantinya. Sehingga saya mau kedepan kita orang Manggarai jangan lagi merantau untuk bersekolah tapi merantau untuk bekerja, sekolah disini merantau untuk bekerja, jadi kita dorong kampus Unika untuk menciptakan generasi cerdas yang mampu bekerja dimanapun,” tandasnya.
Maksi menambahkan, hal yang paling penting adalah birokrasi harus kuat, karena itulah yang membuat ia tergelitik untuk maju guna membenahi daerah Manggarai.
“Makanya kedepan kita tekankan setiap SKPD harus punya inovasi karna kalau kita mau cepat dan maju ini daerah harus punya inovasi itu dalam kerangka regulasi yang ada,” tambahnya.
Karena itu tegas dia, menjadi Bupati itu pertama, mestinya mampu mendeteksi, mendiagnosis, yang kedua mampu merumuskan permasalahan daerah, yang ketiga, mampu memilih strategi-strategi setiap permasalahan daerah dari situ dia mampu membuat kebijakan untuk melaksanakan strategi dan yang keempat baru bicara soal program (tentu sesuai regulasi).
“Jadi tidak adalagi bupati bicara program tapi harus bicara strategi, program itu sudah dikunci dari pusat. Strategi itu paling penting,” tegasnya.
Niat Maju Pilkada Manggarai Tahun 2024
Maksi Ngkeros menyampaikan, keinginan maju dalam Pilkada Manggarai merupakan berangkat dari niat dan keinginan pribadinya.
“Soal pilihan saya saat ini adalah memilih untuk Manggarai 01 (Calon Bupati). Makanya sejak pensiun saya bergabung dengan Partai Demokrat.Soal Demokrat pilih saya atau tidak tentu ada prosesnya, karena partai Demokrat adalah partai yang terbuka baik untuk kader maupun semua orang,” katanya.
Yang paling penting menurut dia adalah elektabilitasnya tinggi dan konsep-konsepbya harus jelas.
“Jadi tidak ada yang mengklaim juga bahwa ini punya siapa tidak, ini partai terbuka, kalaupun kami kaer ya tentuksn menyampaikan gagasan, sebab partai ini dibangun untuk kepentingan bangsa dan negara bukan untuk kepentingan orang tertentu ataupun anggota-anggotanya,” bebernya.
“Dan saya akan melamar di partai Demokrat, bukan hanya Demokrat termasuk dengan partai-partai politik lainnya siap akan melamar. Sehingga konsep-konsep saya muda-mudahan diterima oleh mereka,” sambungnya.
Ditanya soal pasangan, ia menampik jika sosok yang di inginkannya adalah orang muda.
“Memang saya mau anak muda, karena apa saya mau bekerja dan betul-betul punya kemampuan intelejiensia dan fisik yang baik, bila perlu umurnya dibawah 50 entah siapa saja yang penting punya visi yang sama,” sebutnya. Kalau dari sekarang saya menentukan pasangan itu menutup ruang partai-partai untuk memilih orang, sementara partai punya kewenangan dan hak untuk memilih kader-kader untuk daerah ini.” ujarnya.
Disisi lain, Maksi Ngkeros juga menepis soal hubungan erat keluarga antara Heri Ngabut dan Ebert Ganggut yang saat ini di informasikan ikut pada kontestasi pilkada 2024
“Tentunya semua yang ingin maju itu punya niat yang baik untuk bangun daerah ini kedepan dan itu tidak boleh kita halangi, seluasnya kita buka, biarkan masyarakat yang menentukan. Soal hubungan kami, sya juga tidak menafikan itu bahwa keduanya adalah hubungan keluarga dengan saya, bagi saya ini potensi yang ada, semakin banyak yang maju juga semakin baik,” terangnya.
“Soal masyarakat pilih atau tidak itu urusan kemudian, inilah bentuk demokrasi yang bagus artinya jangan dipertentangkan karen finalnya tetap ada di KPU,” sambungnya. (*)