Pemkot Kupang Intervensi Penanganan Stunting Sejak Bayi Masih Dalam Kandungan

Kantor Dinas Kesehatan Kota Kupang. (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN – Pemerintah Kota Kupang sangat menaruh perhatian penuh terhadap penurunan angka Stunting. Data terbaru, Stunting di Kota Kupang masih berada di angka 17,2 persen.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Kupang I Gusti Agung Ngurah Suarnawa, S.Km, M.Kes mengatakan, penanganan Stunting adalah kerja konvergensi atau kerja lintas sektoral.

Menurutnya, Dinas Kesehatan Kota Kupang khususnya Bidang Kesehatan Masyarakat punya kegiatan yang namanya intervensi Stunting secara spesifik.

Program ini hanya berkontribusi sekitar 30% untuk penurunan angka Stunting. Sehingga di sektor kesehatan, upaya penurunan angka Stunting dimulai sejak bayi masih berada dalam kandungan.

“Bagaimana ibu hamil harus sehat. Kalau ibu hamil kurang gizi atau KEK (Kekurangan Energi Kronik) segera kita beri intervensi jangka pendek, berupa pemberian PMT pangan lokal. Di samping tetap keluarga juga harus memperhatikan kesehatan ibunya. Itu sejak bayi masih dalam kandungan,” jelas I Gusti Agung Ngurah kepada wartawan, Jumat 24 November 2023.

Ia menjelaskan, di Kota Kupang, Stunting diintervensi sejak bayi masih dalam kandungan, sampai dengan usia 2 tahun. Menurut dia, 1000 hari pertama kehidupan bayi sangat penting untuk diberikan gizi yang cukup untuk perkembangannya.

Karena itu, seorang ibu hamil harus melahirkan di fasilitas kesehatan, dan diawali dengan IMD atau Inisiasi Menyusui Dini, sehingga ibu hamil bisa menyusui berlanjut usia minimal 2 tahun.

BACA JUGA:  PHK Jurnalis Obet Gerimu, Nakertrans Panggil Pimpinan PT Timor Ekspress Intermedia

I Gusti Agung Ngurah menegaskan, usia 0-6 bulan adalah usia yang terpenting untuk bayi. “Kadang orang tua buru-buru memberikan makanan tambahan susu formula dan sebagainya supaya anaknya gemuk, padahal kalo 0-6 bulan ASI atau Air Susu Ibu saja sebenarnya cukup. Sehingga dampaknya nanti kita bisa melihat bagaimana orang tua yang memberikan hanya ASI saja dengan ditambah susu formula, kalau dari badannya mungkin yang susu formula lebih besar tapi anak yang hanya diberikan ASI, umumnya sehat,” terangnya.

I Gusti Agung Ngurah menambahkan, selain penanganan Stunting, Dinas Kesehatan Kota Kupang juga fokus mencegah terjadinya kasus Stunting baru dengan sejumlah cara. Salah satunya adalah pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri, sebelum menjadi calon ibu.

“Remaja putri juga kita persiapkan. Ada pemberian tablet tambah darah secara rutin, kemudian ada dari screening HB, dan pemeriksaan calon pengantin. Ini juga dilakukan untuk intervensi spesifik yang kita lakukan. Sedangkan untuk sensitif lintas sektoral, yakni bagaimana mempersiapkan akses bersih. Itu menjadi peran-peran yang sangat penting bagi lintas sektoral,” pungkasnya. (*)