Menteri Kesehatan Launching Implementasi Wolbachia di Kota Kupang

Launching implementasi wolbachia di Kota Kupang oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN – Kota Kupang resmi jadi salah satu daerah dari 5 kota yang menjadi pilot project penerapan inovasi teknologi Wolbachia.

Wolbachia adalah salah satu genus bakteri yang hidup sebagai parasit pada hewan artropoda, yang diharapkan dapat mencegah penularan penyakit DBD atau demam berdarah di Kota Kupang.

Kegiatan launching implementasi Wolbachia dilakukan langsung oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di Kantor Camat Oebobo, Kota Kupang Selasa 24 Oktober 2023.

Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. Maxi Rein Rondonuwu, Pj Gubernur NTT Ayodhia Kalake, dan Pj Wali Kota Kupang Fahrensy Funay, serta unsur forkopimda.

Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan RI Budi Budi Gunadi Sadikin menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Kota Kupang, yang sudah bersedia menjadi pilot projet implementasi teknologi Wolbachia.

Menurutnya, hasil penerapan teknolgi Wolbachia di Jogjakarta membuktikan, bahwa Wolbachia mampu menurunkan angka penularan DBD secara drastis. 

Ia berharap ke depan pihak kampus dalam hal ini Undana juga dilibatkan dalam implementasi teknologi Wolbachia, untuk mengukur tingkat keberhasilan penerapan teknologi tersebut.

Terima kash kota Kuoang sdah.jadi pilot project. Data yg jta lhat di Jogja trun drastis.

“Saya minta ajak Undana, untuk mendampingi riset ini. Jadi ini pilot projectnya, sehingga ada data sebelum implementasi, implementasi, dan setelah diimplementasi,” ujar Budi Gunawan.

Sementara Penjabat Wali Kota Kupang Fahrensy Funay menyambut baik implementasi Wolbachia di Kota Kupang.

Menurutnya, kasus DBD di Kota Kupang pada tahun 2022 mencapai 187 kasus, dengan 2 kasus kematian.

BACA JUGA:  Manajemen Perumda Tirta Komodo Ruteng Pastikan Stok Air Tersedia Jelang Nataru

Untuk mengatasi demam berdarah, pemerintah Kota Kupang telah melakukan langkah-langkah pemberantasan dengan menerapkan 4M, serta berbagai macam cara untuk upaya pencegahan DBD.

Ia menjelaskan, saat ini Kota Kupang sudah dilengkapi 8 rumah sakit tipe C, 3 rumah sakti tipe D, 12 Puskesmas, dan 40 Puskesmas pembantu untuk mengatasi demam berdarah.

Penjabat Wali Kota Kupang Fahrensy Funay menyampaikan terima kasih atas perhatian pemerintah pusat terhadap persoalan kesehatan di Kota Kupang.

“Terima kasih atas kunjungan ini, semoga dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Kota Kupang,” pungkasnya.

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, Kota Kupang merupakan kota keempat launching implementasi Wolbachia.

Ia menjelaskan, lewat teknologi Wolbachia pemerintah akan melepas telur-telur nyamuk yang di dalamnya ada bakteri Wolbachia, untuk dikawinkan dengan nyamuk lokal.

Diharapkan, dari proses perkawinan nyamuk dengan teknologi Wolbachia ini akan menghasilkan nyamuk yang bebas demam berdarah.

“Setiap minggu ember harus diganti dan diisi telur yang baru,” ungkap Maxi dan menambahkan, jumlah kebutuhan Wolbachia di Kota Kupang mencapai 2,6 juta setiap minggu.

Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake menyampaikan, DBD masih jadi masalah serius di seluruh Kabupaten/Kota di NTT.

“Tahun 2022, terdapat 3376 kasus. Ada 29 kasus kematian di beberapa Kabupaten/Kota,” ungkapnya.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena menyatakan, sebagai mitra pemeerintah, pihaknya terus mendorong agar pemerintah pusat memberikan perhatian serius terhadap masalah kesehatan di NTT. (*)