Ruteng, KN – Proyek geothermal Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di Kabupaten Manggarai, terus menuai protes dari warga.
Disaksikan lewat Channel YouTube @Herymanto-JPIC-Aquino, tampak sejumlah warga yang berjalan menuju lokasi lubang semburan, akibat pengeboran proyek geothermal di Mataloko.
“Bapak, ibu dan semua masyarakat Poco Leok sekarang kami berada di tempat pengeboran Mataloko. Jadi kalian saksikan kondisi lahan seperti di sini, banyak longsor,” ungkap Maria Teme salah satu warga, saat menyaksikan langsung lokasi bekas pengeboran di Mataloko itu.
Ia mengatakan, dahulu lahan tersebut merupakan lahan persawahan, namun sekarang tidak menghasilkan padi, bahkan tidak layak untuk digarap lagi.
“Setelah mengalami kerusakan, pihak PLN dan pemerintah setempat pergi dan tidak bertanggungjawab setelah melakukan pengeboran sehingga lahan ini tidak bisa dikerjakan lagi,” katanya.
Dengan demikian Maria meminta warga untuk mendengarkan dan menyaksikan betapa mirisnya proyek geothermal yang terjadi di wilayah Mataloko tersebut.
“Sekarang kami di Mataloko untuk menyaksikan dan melihat secara langsung. Lahan berjarak 500 meter dengan titik pengeboran, lubang semburan muncul dimana-mana. Bagaimana tanggapan kamu masyarakat Poco Leok? Saya meminta supaya jangan pernah setuju rencana PLN dan pemerintah untuk melakukan pemboran. Tolak geothermal, tolak geothermal,” tegasnya.
Salah satu tokoh muda dalam video berdurasi sekitar 5 menit tersebut, menyampaikan dengan tegas, untuk menolak proyek geothermal PLTP Ulumbu.
“Kami anak muda Poco Leok menyatakan tolak geothermal karena dampaknya akan seperti ini. Nanti apalagi di Poco Leok itu gunung maka akan terjadi danau besar kalau jadi itu geothermal. Makanya kami akan tolak itu geothermal, tolak,” tegasnya.
Untuk diketahui, PLTP Ulumbu dalam rencana akan dikembangkan ke unit 5 dan 6 di 3 wilayah yang mencakup tiga desa, yakni Desa Lungar, Desa Mocok, dan Desa Wewo, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, NTT.
Namun dalam rencana perluasan proyek PLTP Ulumbu, masih ditemukan pro kontra yang terus berlanjut.
Meski demikian, Pemkab Manggarai dan pihak PLN tetap pada pendirian, dan terus berupaya untuk menyukseskan proyek itu, meski sudah mendapat penolakan dari warga setempat.
Sementara pihak UIP PLN Ruteng yang dikonfirmasi media ini, Senin 24 April 2023 belum memberikan jawaban. (*)