Matim Jadi Role Mode PSP dan IKM di Indonesia

Hal itu dibuktikan dengan tingkat responsivitas yang tinggi terhadap PSP dan IKM, serta memiliki jumlah sekolah penggerak terbanyak di Indonesia.

Matim Jadi Role Mode PSP dan IKM di Indonesia (Foto: Yhono Hande)

Borong, KN – Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi role mode dari Program Sekolah Penggerak (PSP) dan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di Indonesia.

Hal itu dibuktikan dengan tingkat responsivitas yang tinggi terhadap PSP dan IKM, serta memiliki jumlah sekolah penggerak terbanyak di Indonesia.

Bukti lain yang ditunjukan berupa lolosnya 45 sekolah jenjang PAUD-SMA/SMK (15 angkatan 1,27 angkatan 2) sebagai sekolah penggerak.

“Prestasi ini harus diapresiasi,” ujar Mantovany mewakili para fasilitator di acara penutup Lokakarya Pengolahan dan Pelaporan Hasil Asesmen, Program Sekolah Penggerak Angkatan 2 di Borong, 2 Oktober 2022.

Menurutnya Mantovany, keterlibatan sejumlah sekolah sebagai penggerak dalam mempercepat IKM menunjukan Kabupaten Manggarai Timur memiliki good will dan political will dalam mendukung program Kemendikbudristek.

“Yaitu upaya untuk meningkat mutu pendidikan demi membangun generasi emas tahun 2045 mendatang,” jelas Mantovany.

Dia menjelaskan, saat sekolah-sekolah di NTT keluhkan kekurangan biaya pengembangan dan peningkatan kapasitas, kompetensi serta profesionalitas, Kemendikbud Ristek melalui skema program sekolah dan guru penggerak memberi solusi dengan Bantuan Operasional Sekolah kinerja (BOS-Kin).

“Jadi adanya BOS-Kin dengan jumlah Rp45-132 juta ini dari tingkat SD sampai dengan SMA/SMK tiap tahunnya, pastinya sudah sangat membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan,” terangnya.

BACA JUGA:  Kisah Bocah Penjual Ikan Keliling di NTT, Punya Cita-cita Menjadi Polisi

Ia menerangkan, satuan pendidikan yang berpredikat sebagai sekolah penggerak akan mendapatkan banyak menu fasilitas dalam pemberdayaan dan peningkatan kapasitas kepala sekolah dan guru-guru, terutama dalam literasi, numerasi dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Menurut Dosen Sosiologi Pendidikan Unika St. Paulus Ruteng itu, kemauan politik dan kemauan baik dari pemerintah daerah Manggarai Timur dalam menyambut Program Sekolah/Guru Penggerak dan IKM menjadi kunci utama.

“Pemerintah Manggarai Timur telah menunjukkan komitmen yang tinggi dengan menandatangani pakta integritas dalam menyukseskan IKM,” jelasnya.

“Apa yang sudah dilakukan oleh Pemda Manggarai Timur harus menjadi praktik baik (best practices), sekaligus role model bagi kabupten lain di Indonesia dalam hal keberpihakan pada ranah pendidikan,” tambahnya.

Ia meyakini kualitas pendidikan di Manggarai Timur di masa mendatang akan mengalami peningkatan yang signifikan dari aspek mutu lulusan, proses pembelajaran, mutu guru dan manajemen sekolah.

“Dengan keterlibatan para kepala sekolah dan guru dalam bentuk komunitas pembelajaran pada berbagai bentuk pelatihan, baik melalui daring maupun luring membuat wawasan kependidikannya menjadi luas, komprehensif, holisitik, serta kreatif dan kolaboratif,” pungkasnya.

Kegiatan Lokakarya difasilitasi Balai Guru Penggerak Provinsi NTT dan Dinas Pendidikan Manggarai Timur dengan menghadirkan sejumlah  fasilitator yang telah lulus seleksi nasional. (*)